GridFame.id - Kapan debitur atau pengutang berhenti mendapat ancaman dan teror dari debt collector pinjol ilegal?
Saat ini, banyak sekali kasus masyarakat yang mendapat ancaman dari pinjol ilegal.
Biasanya, ancaman dan teror tersebut dilakukan oleh debt collector atas perintah pihak pinjol ilegal.
Ancaman dan teror bisa dilakukan lewat pesan, telpon, atau didatangi langsung.
Hal mengerikan tersebut biasanya terjadi jika pihak debitur menunggah bayar utang.
Sebagaimana diketahui, saat ini masih banyak sekali masyarakat yang mengambil pinjaman di pinjol ilegal.
Alasannya, syarat pengambilan pinjamannya sangat mudah, Anda cuma perlu memberikan data diri dan KTP saja.
Proses pencairannya pun bisa terbilang cepat karena hanya hitungan jam.
Namun, banyak masyakarat yang mulai resah dengan ancaman dan teror debt collector pinjol ilegal tersebut.
Lalu, sebenarnya sampai kapan sih debt collector melakukan ancaman dan teror kepada debitur?
Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini!
Baca Juga: Debt Collector Tak Bisa Menyita Barang Meski Galbay Pinjol Ilegal, Ancam Pakai Aturan Ini!
Seorang banker sekaligus konten kreator membeberkan durasi ancaman dan teror yang diberikan DC pinjol ilehgal pada debitur-nya.
Lewat video TikTok-nya, ia memberikan penjelasan singkat.
Dikatakan olehnya, debt collector pinjol ilegal umumnya berhenti melakukan ancaman dan teror setelah 4 bulan.
"Jadi biasanya pinjol ilegal itu bisa neror kita itu maksimal di 4 bulan, itu paling maksimal," jelas Hendra Yusuf.
Namun, Hendra Yusuf memberi catatan tambahan jika pihak pinjol bisa saja melakukan ancaman dan teror lagi.
Hal ini bisa terjadi jika pihak pinjol ilegal tidak punya nasabah lain untuk ditagih.
"Tapi, bisa lebih jika itu si pinjol ilegal tidak punya kerjaan lagi atau orang yang ditagih lagi.
Bisa jadi mereka meneror kita lagi," lanjutnya.
Jadi, akan lebih baik jika Anda tidak berurusan dengan pinjol ilegal.
Baca Juga: Ngeri Dikejar Debt Collector? Simak Ini Dia Cara Membatalkan SPaylater Sebelum Galbay
Penulis | : | Hani Arifah |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar