Pasalnya, baik pinjol maupun paylater sama-sama memiliki risiko tunggakan utang yang tak terbayar.
Pertama, ia mengingatkan kalau pinjaman dana harus didasarkan dengan kebutuhan.
"Kalau kita mau pinjam, terutama untuk kebutuhan sehari-hari ya, pertama yang harus dilihat kita itu pinjam untuk apa? Konsumtif atau produktif? Misalnya sepeda motor, ya tidak apa-apa misalnya untuk anak sekolah, atau untuk berdagang. Tapi kalau beli untuk pamer ya buat apa? Itu harus dihindari," jelasnya.
Kemudian, pengeluaran dan pemasukan juga harus diperhatikan.
Untuk itu, ada baiknya kita berpikir akan kemampuan finansial kita dengan matang sebelum meminjam dana.
Agus Sugiarto mengingatkan jika nantinya ada tagihan yang harus dibayarkan.
"Kedua, kita kan tidak boleh besar pasak daripada tiang. Kita harusnya sadar, kemampuan kita membayar (tagihan) ada atau tidak," ujarnya lagi.
Terakhir yang perlu diingat adalah kita akan berutang jika memakai pinjol atau paylater.
Besar atau kecil nominalnya, semua harus dibayar dan dipertanggungjawabkan.
"Ketiga, harus sadar juga bahwa meminjam itu adalah utang. Sampai mati pun akan dibawa dosa. Jadi jangan pernah sekalipun kita punya pemikiran untuk tidak membayar utang," pungkasnya.
Keputusan untuk tidak membayar pinjaman juga bisa jadi kerugian bagi kita nantinya.
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar