Pendapat yang sama juga disampaikan oleh salah satu ulama mazhab Hanafi terkemuka, Syekh Abdul Hamid Mahmud yang mengatakan bahwa tidur setelah sahur juga berbahaya bagi perut.
Selain itu, ia juga menyarankan untuk memperbanyak ibadah dan istighfar di waktu tersebut, karena waktu sahur merupakan waktu yang sangat mulia.
Dalam kitabnya disebutkan:
وَعُسْرًا فِي هَضْمِ الطَّعَامِ بَلْ يَنْبَغِي الْاِقْبَالُ فِي هَذَا الْوَقْتِ عَلَى الْعِبَادَةِ وَالْاِسْتِغْفَارِ، فَاِنَّ هَذَا الْوَقْتِ مِنْ أَفْضَلِ أَوْقَاتِ الْيَوْمِ كُلِّهِ لِطَاعَةِ اللهِ وِعِبَادَتِهِ
Artinya, “Tidak seharusnya seseorang tidur setelah sahur, karena hal itu bisa menyebabkan mulas dalam perut dan mengganggu pencernaan makanan. Bahkan, sebaiknya seseorang menggunakan waktu ini (sahur) untuk beribadah dan beristighfar, karena waktu ini termasuk paling utamanya waktu dalam satu hari untuk melakukan ketaatan kepada Allah dan beribadah kepada-Nya.” (Syekh Abdul Hamid, al-Fiqhu al-Hanafi, [Damaskus, Darul Qalam, cetakan kedua: 2009], halaman 433).
Secara umum, beberapa uraian di atas tidak hanya menjelaskan bahaya tidur setelah sahur di bulan Ramadhan, namun lebih pada bahaya tidur setelah makan, baik di bulan Ramadhan ataupun tidak.
Baca Juga: Ini Biang Kerok Berat Badan Tak Kunjung Turun Saat Puasa, Tahan Lapar Jadi Sia-sia!
Tidur setelah makan berdampak bahaya bagi kesehatan tubuh, khususnya perut sebab saat itu makanan yang dikonsumsi belum sepenuhnya dicerna dengan sempurna.
Karenanya, sangat dianjurkan bagi orang yang hendak puasa untuk mengakhirkan sahur hingga mendekati waktu shalat Subuh, sebagaimana yang dilakukan oleh nabi.
Bahkan, jarak selesainya sahur Nabi Muhammad dan waktu shalat seukuran membaca 50 ayat Al-Qur’an. Dalam riwayat Zaid bin Tsabit, Nabi Muhammad saw bersabda:
تَسَحَّرْنَا مَعَ النَّبِىِّ، ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلاةِ، قُلْتُ: كَمْ كَانَ بَيْنَ الأذَانِ وَالسَّحُورِ؟ قَالَ: قَدْرُ خَمْسِينَ آيَةً
Artinya, “Kami (Zaid bin Tsabit) sahur bersama nabi, kemudian ia beranjak untuk shalat. Kemudian aku (Anas bin Malik) bertanya (kepada Zaid):
Berapa lama jarak antara azan dan sahur? Zaid menjawab: Seukuran (mambaca) lima puluh ayat,” (HR Anas bin Malik).
Syekh Hasan al-Udwi al-Hamzawi dalam salah satu karyanya mengatakan bahwa terdapat dua hikmah dari mengakhirkan sahur, yaitu: (1) agar badan semakin sehat dan kuat dalam menjalankan aktivitas selama satu hari ketika sedang berpuasa; dan (2) agar tidak tertidur setelah sahur. (Syekh Hasan al-Udwi, an-Nurus Sari min Faidhi Shahihil Imam Bukhari, [Beirut, Darul Kutub Ilmiah: 2000], juz IV, halaman 423).
Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kebiasaan tidur setelah sahur harus ditinggalkan, karena bisa mengganggu pada proses pencernaan makanan dalam perut, yang bisa berdampak bahaya pada kesehatan tubuh.
Dan alangkah baiknya, waktu setelah sahur digunakan untuk beribadah kepada Allah swt, karena di waktu itu merupakan paling utamanya waktu untuk beribadah kepada-Nya.
Baca Juga: Sulit Banget Dihindari! Ini Tips Ampuh Agar Tidak Kalap saat Buka Puasa
Source | : | Islam.nu.or.id |
Penulis | : | Nindy Nurry Pangesti |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar