GridFame.id - Setelah sahur, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memastikan agar tubuh tetap sehat dan bertenaga sepanjang hari selama menjalankan ibadah puasa.
Beristirahat sejenak untuk memberikan waktu pencernaan untuk memproses makanan.
Minum air putih dalam jumlah yang cukup untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi.
Melakukan shalat subuh dan membaca Al-Qur'an untuk meningkatkan ibadah.
Menghindari aktivitas yang terlalu berat agar tidak cepat merasa lelah dan kehilangan energi.
Menjaga pola makan sehat dan seimbang sepanjang hari, termasuk saat berbuka puasa dan sahur berikutnya.
Menghindari makanan yang terlalu berlemak, terlalu manis, atau terlalu pedas agar tidak membuat perut terasa tidak nyaman atau sakit.
Mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, protein, dan serat untuk membantu tubuh merasa kenyang dan mempertahankan energi selama berpuasa.
Selain itu, selalu diingat bahwa puasa bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menahan diri dari perilaku dan ucapan yang tidak baik.
Tak cukup sampai di situ, hindari juga tidur setelah makan sahur karena bisa berdampak buruk bagi tubuh.
Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Baca Juga: Banyak yang Tidak Tahu! Ternyata Ini Hukum Menunda-nunda Buka Puasa
Dilansir dari laman resmi islam.nu.or.id, menjalani kewajiban puasa Ramadhan, sahur menjadi satu-satunya rutinitas paling tepat untuk menjaga kebugaran tubuh agar tetap sehat dan kuat dalam menjalani puasa selama satu hari.
Karenanya, Islam sangat menganjurkan sahur agar setiap muslim tetap kuat dalam menjalani aktivitas-aktivitas selama berpuasa.
Namun demikian, terdapat kegiatan kurang baik bagi kesehatan tubuh yang sering dilakukan oleh orang-orang setelah menjalani salah satu kesunnahan puasa ini, yaitu tidur setelah sahur.
Ya, tidur setelah sahur merupakan salah satu kegiatan yang sangat biasa dilakukan, baik oleh kalangan orang tua, maupun para pemuda.
Normalnya, tubuh membutuhkan waktu setidaknya dua jam untuk mencerna makanan yang dikonsumsi, sehingga lambung menjadi kosong.
Selanjutnya, sisa makanan akan berpindah ke usus untuk dipadatkan menjadi feses (kotoran).
Namun, tidur setelah sahur bisa melambatkan proses pencernaan, sehingga makanan akan terlalu lama dalam perut, yang bisa membahayakan pada kesehatan tubuh.
Karenanya, orang-orang yang sahur seharusnya menghindari kebiasaan ini, agar kesehatan tubuh tetap terjaga dan tidak terjadi bahaya dalam menjalani puasa Ramadhan.
Al-Habib Salim bin Abdullah bin Umar asy-Syatiri dalam salah satu karyanya mengatakan bahwa tidur setelah sahur sangat berbahaya untuk tubuh dan akan menimbulkan penyakit pada perut.
Dalam kitabnya disebutkan:
فَائِدَةٌ: لَا يَنْبَغِي النَّوْمُ بَعْدَ السُّحُوْرِ. فَقَدْ اِتَّفَقَ الْأَطِبَّاءُ عَلَى أَنَّ ذَلِكَ يُوْرِثُ مَرَضَ الْقُدَادِ، وَهُوَ مَرَضٌ يُوْرِثَ بِالنَّهَارِ طُلُوْعَ الطَّعَامِ مِنَ الْمَعِدَّةِ
Artinya, “Faidah: tidak seharusnya seseorang tidur setelah sahur. Sungguh, para dokter telah sepakat bahwa hal tersebut (tidur setelah sahur) bisa menimbulkan penyakit perut, yaitu penyakit yang bisa menyebabkan keluarnya makanan dari dalam perut di siang hari.” (Habib Salim asy-Syatiri, al-Fawaid asy-Syathiriyah min an-Nafahat al-Haramiyah, [Dar al-Fath lid Dirasat wan Nasyr: 2015], juz III, halaman 179).
Pendapat yang sama juga disampaikan oleh salah satu ulama mazhab Hanafi terkemuka, Syekh Abdul Hamid Mahmud yang mengatakan bahwa tidur setelah sahur juga berbahaya bagi perut.
Selain itu, ia juga menyarankan untuk memperbanyak ibadah dan istighfar di waktu tersebut, karena waktu sahur merupakan waktu yang sangat mulia.
Dalam kitabnya disebutkan:
وَعُسْرًا فِي هَضْمِ الطَّعَامِ بَلْ يَنْبَغِي الْاِقْبَالُ فِي هَذَا الْوَقْتِ عَلَى الْعِبَادَةِ وَالْاِسْتِغْفَارِ، فَاِنَّ هَذَا الْوَقْتِ مِنْ أَفْضَلِ أَوْقَاتِ الْيَوْمِ كُلِّهِ لِطَاعَةِ اللهِ وِعِبَادَتِهِ
Artinya, “Tidak seharusnya seseorang tidur setelah sahur, karena hal itu bisa menyebabkan mulas dalam perut dan mengganggu pencernaan makanan. Bahkan, sebaiknya seseorang menggunakan waktu ini (sahur) untuk beribadah dan beristighfar, karena waktu ini termasuk paling utamanya waktu dalam satu hari untuk melakukan ketaatan kepada Allah dan beribadah kepada-Nya.” (Syekh Abdul Hamid, al-Fiqhu al-Hanafi, [Damaskus, Darul Qalam, cetakan kedua: 2009], halaman 433).
Secara umum, beberapa uraian di atas tidak hanya menjelaskan bahaya tidur setelah sahur di bulan Ramadhan, namun lebih pada bahaya tidur setelah makan, baik di bulan Ramadhan ataupun tidak.
Baca Juga: Ini Biang Kerok Berat Badan Tak Kunjung Turun Saat Puasa, Tahan Lapar Jadi Sia-sia!
Tidur setelah makan berdampak bahaya bagi kesehatan tubuh, khususnya perut sebab saat itu makanan yang dikonsumsi belum sepenuhnya dicerna dengan sempurna.
Karenanya, sangat dianjurkan bagi orang yang hendak puasa untuk mengakhirkan sahur hingga mendekati waktu shalat Subuh, sebagaimana yang dilakukan oleh nabi.
Bahkan, jarak selesainya sahur Nabi Muhammad dan waktu shalat seukuran membaca 50 ayat Al-Qur’an. Dalam riwayat Zaid bin Tsabit, Nabi Muhammad saw bersabda:
تَسَحَّرْنَا مَعَ النَّبِىِّ، ثُمَّ قَامَ إِلَى الصَّلاةِ، قُلْتُ: كَمْ كَانَ بَيْنَ الأذَانِ وَالسَّحُورِ؟ قَالَ: قَدْرُ خَمْسِينَ آيَةً
Artinya, “Kami (Zaid bin Tsabit) sahur bersama nabi, kemudian ia beranjak untuk shalat. Kemudian aku (Anas bin Malik) bertanya (kepada Zaid):
Berapa lama jarak antara azan dan sahur? Zaid menjawab: Seukuran (mambaca) lima puluh ayat,” (HR Anas bin Malik).
Syekh Hasan al-Udwi al-Hamzawi dalam salah satu karyanya mengatakan bahwa terdapat dua hikmah dari mengakhirkan sahur, yaitu: (1) agar badan semakin sehat dan kuat dalam menjalankan aktivitas selama satu hari ketika sedang berpuasa; dan (2) agar tidak tertidur setelah sahur. (Syekh Hasan al-Udwi, an-Nurus Sari min Faidhi Shahihil Imam Bukhari, [Beirut, Darul Kutub Ilmiah: 2000], juz IV, halaman 423).
Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa kebiasaan tidur setelah sahur harus ditinggalkan, karena bisa mengganggu pada proses pencernaan makanan dalam perut, yang bisa berdampak bahaya pada kesehatan tubuh.
Dan alangkah baiknya, waktu setelah sahur digunakan untuk beribadah kepada Allah swt, karena di waktu itu merupakan paling utamanya waktu untuk beribadah kepada-Nya.
Baca Juga: Sulit Banget Dihindari! Ini Tips Ampuh Agar Tidak Kalap saat Buka Puasa
Source | : | Islam.nu.or.id |
Penulis | : | Nindy Nurry Pangesti |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar