GridFame.id -
Ada yang mau investasi tetapi takut merugi?
Ya, investasi salah satu yang cukup penting di dalam hidup kita.
Tujuannya? tentu agar memiliki tabungan di masa depan.
Investasi memang sangat bagus untuk anda yang menginginkan tabungan di masa depan.
Apalagi untuk masa kita yang akan menua dan tak bisa bekerja lagi nantinya.
Investasi sendiri bisa dilakukan dengan berbagai cara apalagi saat ini banyak aplikasi untuk investasi bermunculan.
Investasi bisa dilakukan dengan membeli emas, investasi saham ataupun kripto dan lain-lain.
Namun, anda harus berhati-hati dalam memilih aplikasi untuk bernivestasi.
Jangan sampai malah terjebak di aplikasi abal-abal.
Salah satu aplikasi investasi yang sudah terdaftar OJK adalah Reksadana.
Nah, berikut ini merupakan 7 tips jitu meminimalisir risiko investasi di reksadana.
Baca Juga: Daftar Pinjol Ilegal Terbaru 2023 Ini Gak Usah Dibayar? Simak Penjelasannya
Berikut ini tujuh langkah yang mudah diterapkan untuk bisa mengurangi risiko portofolio reksadana kita, tidak peduli seberapa fluktuatifnya kondisi pasar, dikutip dari bareksa.com:
1. Diversifikasi Portofolio
Sebagai seorang investor, kita harus selalu mencari cara untuk bisa menganekaragamkan portofolio kita dan membatasi eksposur ke jenis investasi tertentu. Diversifikasi bisa dilakukan dengan membagi portofolio investasi kita ke berbagai jenis reksadana dan ke dalam subkategori yang berbeda dari masing-masing jenis.
Masing-masing subtipe investasi jenis saham atau instrumen surat utang tersebut memiliki tingkat risiko yang berbeda-beda. Diharapkan melalui diversifikasi, investor bisa meminimalisir risiko dari setiap jenis investasi.
2. Investasi di Reksadana Papan Atas
Apabila kita adalah investor pemula di reksadana, kita mungkin akan membuat kesalahan klasik dengan menaruh modal besar di reksadana yang menawarkan pengembalian tertinggi di tahun sebelumnya.
Padahal, reksadana itu bisa memberikan imbal hasil yang tinggi karena portofolionya di saham-saham tematik atau sektoral yang kebetulan sedang booming saat itu. Cara berinvestasi seperti ini adalah salah satu opsi investasi paling berisiko, karena sifat siklusnya.
3. Gunakan Kalkulator Reksadana (Systematic Investment Plan/SIP Calculator)
Jika kita sudah cukup lama berinvestasi di reksadana, kita mungkin akan memahami kebenaran tentang filosofi mendapatkan imbal hasil tinggi dengan berinvestasi ketika harga unit rendah dan menebus unit ketika harga unit tinggi.
Strategi ini dinamakan mengatur waktu pasar atau market timing.
4. Ketahui Profil Risiko
Definisi paling sederhana tentang profil risiko adalah penentuan seberapa besar risiko yang bersedia kita ambil terkait dengan investasi kita, termasuk risiko dengan jumlah pokok yang diinvestasikan.
Misalnya, investasi di reksadana saham memiliki risiko tinggi, tetapi potensi keuntungannya juga tinggi (high risk high return). Sementara itu, investasi di reksadana pendapatan tetap rata-rata memiliki tingkat risiko yang lebih rendah daripada reksadana saham tetapi pengembalian yang relatif lebih rendah.
5. Waspadalah terhadap Penawaran Produk Baru
Penawaran produk baru mengacu pada reksadana baru yang tersedia untuk investor dan biasanya tersedia dengan nilai nominal rendah untuk periode terbatas.
Jadi, jika kita baru saja mulai berinvestasi dalam reksadana, mungkin lebih baik bagi kita untuk menghindari produk baru ini setidaknya sampai kita telah menciptakan portofolio yang cukup terdiversifikasi.
6. Jangan Ikuti Orang Kebanyakan
Ketika pasar naik terus-menerus, mayoritas investor berspekulasi bahwa itu akan naik lebih lanjut dan meningkatkan investasi. Ini adalah contoh klasik dari reli yang didorong oleh likuiditas.
Namun, kenaikan ini sering tidak berkelanjutan dan mau tidak mau terjadi koreksi pasar, yang merasionalisasi harga saham yang dinilai terlalu tinggi. Jadi, jika kita mendengar cerita-cerita tentang reksadana baru yang luar biasa memberikan pengembalian sangat tinggi kepada teman kita, pastikan kita melakukan riset sebelum berinvestasi.
Hal ini terutama berlaku dalam kasus reksadana sektoral atau tematik yang biasanya bersifat musiman dan memiliki tingkat volatilitas yang tinggi tergantung pada berbagai faktor eksternal. Jadi, jangan ikuti arus secara membabi buta ketika melakukan investasi reksadana, alih-alih teliti reksadana prospektif sebelum kita mendaftar untuk rencana SIP atau melakukan investasi dalam jumlah besar (lump sum) dalam skema semacam itu.
7. Pastikan Likuiditas Memadai
Kekhawatiran utama yang diabaikan oleh banyak investor baru adalah likuiditas. Secara praktis, likuiditas adalah fitur yang memungkinkan investasi dicairkan menjadi uang tunai dengan mudah dengan harga yang wajar dalam periode waktu yang telah ditentukan.
Semakin tinggi likuiditas suatu skema, semakin mudah untuk mencairkan jika terjadi keadaan darurat. Saham dianggap sebagai beberapa investasi yang paling tidak likuid, sementara pasar uang adalah yang paling likuid di antara investasi reksa dana.
Karena itu, penting bagi kita untuk mempertimbangkan menjaga keseimbangan antara investasi likuid dan tidak likuid sehingga kita memiliki likuiditas yang cukup untuk memenuhi biaya darurat yang mungkin terjadi di masa depan.
Penulis | : | Ayudya Winessa |
Editor | : | Ayudya Winessa |
Komentar