GridFame.id - Mulai sekarang tolong hati-hati saat terima telepon!
Beberapa waktu terakhir tengah banyak bermunculan modus penipuan baru.
Penipuan online bisa terjadi lewat media sosial hingga pesan pribadi.
Baik itu SMS, telepon hingga grup telegram.
Hal ini tentu membuat masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan.
Terutama meningkatkan keamanan dan perlindungan terhadap data pribadi.
Pasalnya sebagian besar tindakan penipuan pasti disertai dengan penyalahgunaan data pribadi.
Seperti baru-baru ini, masyarakat dihebohkan dengan terbongkarnya modus penipuan digital baru.
Modusnya dilakukan via telepon dengan ciri-ciri yang bisa diwaspadai.
Agar tak banyak korban yang tertipu, Pengamat siber membongkar cara kerja modus licik satu ini.
Simak informasi lengkapnya berikut ini.
Dilansir dari akun twitter @adnardn, ia menceritakan kronologi modus penipuan terbaru yang dialaminya.
Menurut Adhin, ia menerima telepon yang mengaku customer service dengan suara robot dan memintanya membayar tagihan.
"Please beware. Ada modus penipuan baru lewat telepon. Ketika kita angkat akan langsung kedengeran suara robot seolah-olah telepon dari Call Center resmi yang bilang rekening/nomor kita akan diblokir karena ada tunggakan. Terus suara robot itu akan suruh kita ketik angka untuk extension ngomong sama CS," tulisnya.
"Teleponnya awal normal kayak CS biasa. Di kasus gue, mereka ngaku dari @TelkomIndonesia dan bilang gue ada tunggakan 5 juta padahal gue aja gak pake produk Telkom. Mereka bilang tagihannya untuk salah satu rumah di Medan, sedangkan domisili gue aja di Tangsel," jelasnya.
Sang penipu ternyata juga menakut-nakuti Adhin dengan mengatakan data pribadinya telah dicuri sehingga mereka meminta data asli.
Untungnya di saat ini, Adhin sadar data pribadinya akan disalahgunakan sehingga ia mematikan telepon.
"Mereka bilang tagihan ini harus dibayar dan kemungkinan data pribadi gue dicuri, jadi mereka minta pencocokan data pribadi dengan nanya nama lengkap, nomor telepon aktif, email, dan alamat lengkap. Di part alamat lengkap, gue matiin telepon karena curiga ini penipuan," terang Adhin.
"Ternyata modus ini marak dari tahun lalu. Tujuannya adalah dapetin data pribadi sedetail mungkin (kalo kasih alamat mungkin bisa disamper) & maksa kita transfer uang tagihan tersebut. Di kasus temen gue ada yg ngaku CS bank dan bilang kita ada transaksi mencurigakan/kesalahan transfer transaksi jadi harus balikin nominal ke nomor rekening tertentu," tegasnya.
Beruntungnya Adhin tak memberikan data pribadinya pada sang penipu, pasalnya hal ini bisa berdampak fatal.
Dilansir dari akun instagram @habiskerjacom, pengamat siber Alfons Tanujaya mengungkap modus penipuan terbaru ini.
Menurutnya itu adalah tindakan voice phising.
"Voice phising merupakan rekayasa sosial memalsukan orang atau institusi guna mendapatkan kepercayaan korban dan mengelabui korbannya untuk memberikan data atau kredensial.
Orang atau institusi yang dipalsukan umumnya adalah institusi yang dipercaya, ditakuti atau disegani. Seperti penegak hukum, polisi atau custoner service bank," jelasnya.
Untuk terhindar dari voice phising, ada beberapa cara yang bisa dilakukan, antara lain:
1. Cek nomor penelepon di aplikasi crowdsourcing seperti GetContact
2. Jangan bagikan data pribadi apapun termasuk kode OTP
3. Pastikan situs web atau aplikasi yang dibuka aman dan tepat.
Semoga informasi ini dapat membantu.
Source | : | |
Penulis | : | Nindy Nurry Pangesti |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar