Baca Juga: Ternyata Ada Kodenya, Begini Cara Beli Pulsa Listrik Isi Ulang di ATM BRI, BNI, Mandiri dan BCA
Dalam skema phishing, hacker akan mengirimkan email atau pesan palsu yang mengaku berasal dari lembaga keuangan terkemuka atau penyedia layanan ATM.
Pesan ini sering kali menyerupai pesan resmi dengan logonya, dan mengajak pengguna untuk memasukkan informasi pribadi mereka.
Contohnya seperti nomor kartu ATM, tanggal kadaluwarsa, dan kode keamanan CVV.
Hacker menggunakan informasi ini untuk mencuri uang dari rekening pengguna atau membuat kartu kredit palsu.
Tidak hanya itu, hacker juga dapat menggunakan teknik "keylogging" untuk mencuri informasi pengguna.
Keylogger adalah program atau perangkat keras yang merekam setiap tombol yang ditekan pada keyboard.
Dengan keylogger yang terpasang pada komputer pengguna, hacker dapat dengan mudah mencuri informasi sensitif seperti username, password, dan nomor kartu kredit yang dimasukkan oleh pengguna.
Penipuan ATM online juga dapat terjadi melalui jaringan Wi-Fi yang tidak aman.
Hacker dapat membuat hotspot palsu yang terlihat seperti hotspot umum yang dapat digunakan oleh pengguna.
Namun, ketika pengguna terhubung ke hotspot palsu tersebut, hacker dapat dengan mudah memantau lalu lintas internet.
Kemudian, mencuri informasi sensitif yang dikirimkan oleh pengguna, termasuk detail perbankan mereka.
Penulis | : | Ayudya Winessa |
Editor | : | Ayudya Winessa |
Komentar