GridFame.id -
Perusahaan Pinjaman Online (Pinjol) telah menjadi fenomena yang populer dalam beberapa tahun terakhir.
Mereka menawarkan layanan pinjaman tanpa jaminan dan proses yang cepat, memungkinkan individu dan bisnis kecil untuk mendapatkan dana dengan mudah.
Meskipun ada beberapa perusahaan pinjaman online yang berhasil, ada juga banyak yang berakhir dengan bangkrut karena berbagai alasan.
Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan aplikasi pinjaman online atau yang sering disebut sebagai pinjol (pinjaman online) telah menjadi fenomena yang signifikan dalam industri keuangan.
Namun, seperti halnya bisnis lainnya, ada kemungkinan bahwa suatu aplikasi pinjol dapat mengalami kegagalan dan harus ditutup.
Pasalnya, OJK sendiri memiliki aturan soal perusahaan pinjol.
Dari total 102 pinjol yang terdaftar, sekitar 25%-26% tak memenuhi syarat dari OJK.
Salah satunya adalah minimum modal senilai Rp 2,5 miliar dan TWP90 nya diatas 5%.
TWP ini bisa juga disebut sebagai kredit macet yang tak diperbolehkan diatas 5 persen.
Jika tak memenuhi maka perusahaan pinjol tersebut bisa saja ditutup.
Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa ciri-ciri yang dapat mengindikasikan bahwa sebuah perusahaan pinjaman online berpotensi bangkrut.
1. Tidak Memiliki Izin Resmi
Salah satu tanda pertama bahwa sebuah perusahaan pinjaman online berada di jalur menuju kebangkrutan adalah ketidakmampuannya untuk memperoleh izin dan lisensi resmi dari otoritas keuangan yang berwenang.
Izin resmi menunjukkan bahwa perusahaan telah menjalani proses evaluasi dan telah memenuhi standar yang ditetapkan untuk operasi bisnis mereka.
Perusahaan yang tidak memiliki izin resmi cenderung beroperasi secara ilegal, dan ini dapat berujung pada tindakan hukum yang menghentikan operasi mereka.
2. Tingkat Bunga yang Tidak Wajar
Perusahaan pinjaman online yang menawarkan tingkat bunga yang tidak wajar atau terlalu tinggi mungkin berusaha menghasilkan keuntungan cepat tanpa mempertimbangkan risiko yang ada.
Tingkat bunga yang tidak masuk akal dapat menyebabkan banyak peminjam kesulitan untuk membayar kembali pinjaman mereka.
Yang pada akhirnya dapat menyebabkan tingkat macet yang tinggi dan kegagalan dalam mengumpulkan dana yang dipinjamkan.
3. Model Bisnis yang Tidak Berkelanjutan
Beberapa perusahaan pinjaman online memiliki model bisnis yang tidak berkelanjutan.
Misalnya, mereka mungkin menawarkan pinjaman jangka pendek dengan bunga tinggi, tetapi tidak memiliki rencana untuk mendapatkan pendapatan jangka panjang.
Ini dapat menyebabkan mereka kehabisan dana dan menghadapi kesulitan untuk membayar kembali hutang mereka kepada investor atau kreditur.
4. Kualitas Layanan yang Buruk
Perusahaan pinjaman online yang tidak peduli dengan kualitas layanan pelanggan sering kali kehilangan kepercayaan dari nasabah mereka.
Layanan pelanggan yang buruk dapat mencakup kurangnya transparansi dalam proses pinjaman, keterlambatan dalam menanggapi pertanyaan atau masalah pelanggan, dan ketidakkonsistenan dalam komunikasi.
Kehilangan kepercayaan dari pelanggan dapat menyebabkan penurunan jumlah aplikasi pinjaman dan mempengaruhi citra perusahaan secara keseluruhan.
5. Tingkat Macet yang Tinggi
Tingkat pinjaman macet yang tinggi dapat menjadi tanda peringatan bagi sebuah perusahaan pinjaman online.
Jika banyak peminjam gagal membayar kembali pinjaman mereka, perusahaan akan menghadapi masalah likuiditas dan dapat menghadapi tekanan keuangan yang serius.
6. Tuntutan Hukum dan Regulasi
Perusahaan pinjaman online yang sering menghadapi tuntutan hukum atau masalah regulasi dapat menghadapi biaya hukum yang tinggi dan kerugian reputasi yang signifikan.
Jika sebuah perusahaan terus-menerus berhadapan dengan masalah hukum atau pelanggaran regulasi, ini bisa menjadi tanda bahwa mereka menghadapi risiko kebangkrutan.
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Penulis | : | Ayudya Winessa |
Editor | : | Ayudya Winessa |
Komentar