GridFame.id - Ini beberapa penyebab debitur susah lepas dari pinjol.
Pinjol kini sudah menjadi bagian dari kehidupan banyak masyarakat.
Terutama masyarakat menengah ke bawah.
Banyak sekali masyarakat yang bergantung pada pinjol untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Namun, memiliki utang di pinjol jadi beban tersendiri.
Apalagi kalau utang tak kunjung lunas atau bahkan terus bertambah.
Sebagaimana diketahui, orang yang pakai pinjol cenderung susah keluar dari lingkaran utang.
Meski begitu, tak sedikit pula yang bisa bebas dari utang.
Namun, ada beberapa penyebab debitur susah lepas dari pinjol yang harus diketahui.
Apa saja penyebabnya?
Simak sampai tuntas!
Baca Juga: Masih Punya Utang Pinjol Berjalan, Bisakah Ambil Kredit di Bank?
Merangkum dari TikTok Hendra Yusuf dan beberapa sumber lainnya, setidaknya ada 3 penyebab debitur susah lepas dari pinjol.
Penyebab seseorang susah keluar dari lingkaran pinjol adalah sering gali lubang tutup lubang.
Kebanyakan orang cenderung mengambil pinjaman lain untuk melunasi utang pinjol.
Cara ini mungkin bisa mengindari risiko pembayaran terlambat.
Namun, gali lubang tutup lubang bisa bikin seseorang punya utang yang menyebar dan menumpuk.
Sehingga, utang pinjol tidak kunjung selesai.
Beberapa orang meminta perpanjangan tenor agar cicilan bulanannya tidak terlalu besar.
Mungkin ini akan membantu meringankan beban debitur.
Baca Juga: Gagal Ajukan Keringanan Tagihan Pinjol? Sederet Hal Ini Bisa Jadi Penyebabnya
Namun, ada beberapa risiko yang harus ditanggung.
Yang pertama, utang tidak kunjung selesai.
Yang kedua, bunga pinjaman meningkat.
Penyebab seseorang susah lepas dari pinjol adalah tidak menambah penghasilan.
Ketika memiliki utang pinjol, penghasilan bulanan jadi cenderung mepet.
Jadi, tidak ada cukup uang untuk dana darurat.
Kalau tidak menambah penghasilan, maka risiko gali lubang tutup lubang sangat tinggi jika ada kebutuhan mendesak.
Untuk itu, cobalah mencari penghasilan tambahan agar keuangan tetap stabil.
Semoga informasinya bermanfaat!
Penulis | : | Hani Arifah |
Editor | : | Hani Arifah |
Komentar