GridFame.id - Permasalahan pinjol kini kian mengkhawatirkan seiring munculnya judi online.
Banyak orang yang sengaja meminjam pada pinjol supaya bisa terus bermain judi online yang malah menelan banyak uang.
Alhasil, banyak yang terjerat utang dan akhirnya tidak bisa bayar sampai menghalalkan segala cara guna melunasi utang pinjol.
Ada yang mencuri, tak sedikit juga yang memilih untuk mengakhiri hidup.
Nampaknya isu ini juga jadi sorotan bakal calon presiden (bacapres) Koalisi Perubahan Anies Baswedan.
Karena hal itulah ia ingin kembali memperkuat peran koperasi untuk masyarakat.
Menurutnya, dengan diberdayakannya koperasi kembali bisa jadi solusi memberantas pinjol yang kini menjamur dan meresahkan.
“Kami merasakan di Jakarta ketika PKK (pemberdayaan kesejahteraan keluarga) itu memiliki koperasi, less likely urusan pinjol yang selama ini ada dan itu (mengurangi),” sebut Anies di acara Sarasehan 1.000 Ekonom Indonesia di Menara Bank Mega, Mampang Prapatan, Jakarta, Rabu (8/11/2023).
Dikatakannya, koperasi harus jadi prioritas pemerintah untuk membantu meningkatkan ekonomi masyarakat, khususnya di pedesaan.
“Terkait pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan ada aspek-aspek yang kita harus kerjakan lewat jalur koperasi,” ucap dia.
Ia juga menceritakan pengalamannya ketika menjadi Gubernur DKI Jakarta di mana menghidupkan koperasi di tengah masyarakat urban ternyata memiliki dampak selain di bidang ekonomi.
Baca Juga: Gak Semua Debitur Dapat! Ini Beberapa Pertimbangan Pinjol sebelum Berikan Keringanan Utang
“Yang terjadi dalam koperasi itu bukan saja transaksi ekonomi berjalan, tapi kepercayaan antar warga itu tumbuh. Itu menjadi hal yang penting,” imbuh dia.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), banyak guru terjerat pinjol.
Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Friderica Widyasari Maret lalu mengatakan, sebanyak 43 persen korban pinjol ilegal berasal dari profesi guru.
"Hasil penelitian ini sangat menarik, yaitu guru yang kita harapkan memiliki tingkat literasi yang tinggi, ternyata paling banyak terkena jebakan pinjaman (online) ilegal," ujar Friderica kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.
OJK menyebut ada beberapa alasan yang mendasari hasil riset yang menyebut bahwa guru banyak yang terlilit pinjol.
1. Karena masih banyak guru atau tenaga pendidik yang memiliki latar belakang ekonomi menengah ke bawah. Sehingga, tidak jarang, para guru seringkali tebuai dengan janji pinjaman yang mudah dan cepat.
2. Banyak guru yang tidak memiliki akses pembiayaan. Keterbatasan akses pembiayaan tersebut menyebabkan banyak guru yang terkendala dalam memperoleh pinjaman, dan akhirnya terjebak dalam tawaran pinjol ilegal.
3. Kemudahan provider untuk membuat aplikasi pinjol ilegal.
“Ada pengaruh iklan atau sosial media. Tawaran pinjol ilegal ini memberikan pinjaman dana yang cepat tanpa memperhatikan risiko, legalitas pemberi pinjaman dan kemampuan bayar kemudian menjadi pilihan,” ujar Kiki.
Baca Juga: Daripada Joki Pinjol, Mending Gunakan 5 Cara Ini Melunasi Tagihan yang Menumpuk
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar