GridFame.id -
Investasi jangka panjang merupakan strategi yang melibatkan penanaman modal atau sumber daya dalam suatu aset atau instrumen keuangan dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di masa depan, biasanya dalam rentang waktu bertahun-tahun.
Pendekatan ini mengarah pada pemahaman bahwa nilai investasi akan meningkat seiring berjalannya waktu, bukan untuk tujuan keuntungan cepat.
Salah satu aspek kunci dari investasi jangka panjang adalah kesabaran.
Para investor yang menerapkan strategi ini harus siap untuk menahan investasi mereka selama jangka waktu yang cukup panjang untuk melihat hasil yang signifikan.
Hal ini memerlukan ketahanan terhadap fluktuasi pasar yang mungkin terjadi dalam jangka pendek, karena nilai investasi bisa naik turun seiring dengan perubahan kondisi ekonomi.
Investasi jangka panjang seringkali lebih stabil karena memiliki potensi untuk mengatasi volatilitas pasar jangka pendek.
Dengan waktu yang cukup, investor memiliki kesempatan untuk mengatasi fluktuasi harga dan menghindari tekanan emosional yang mungkin muncul saat terjadi gejolak pasar.
Salah satu contoh yang paling umum dari investasi jangka panjang adalah investasi saham.
Meskipun pasar saham bisa naik turun dalam jangka pendek karena berbagai faktor, seperti kondisi ekonomi, perubahan regulasi, atau kinerja perusahaan, investasi jangka panjang pada saham perusahaan yang solid dan memiliki fundamental yang baik seringkali menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi investor dalam jangka waktu yang lebih panjang.
Selain saham, investasi jangka panjang juga dapat dilakukan dalam bentuk aset lainnya, seperti obligasi, properti, reksadana, atau bahkan investasi dalam diri sendiri melalui pendidikan atau pengembangan keterampilan.
Berikut ini adalah gambaran tentang beberapa produk investasi yang biasanya mengalami peningkatan selama masa pemilu 2024.
Baca Juga: Agar Tak Ludes Begitu Saja, Ini Tips Mengatur Dana Pensiun dan Investasi Hari Tua
Saham merupakan salah satu produk investasi utama yang sangat responsif terhadap perubahan politik.
Selama pemilu, pasar saham seringkali mengalami volatilitas yang tinggi karena harapan dan antisipasi investor terhadap kebijakan ekonomi baru, peraturan perpajakan, dan kestabilan politik.
Saham-saham perusahaan terkait infrastruktur, teknologi, dan sektor keuangan seringkali menjadi fokus utama selama periode ini.
Obligasi sering dianggap sebagai investasi yang lebih stabil selama periode ketidakpastian politik.
Investor cenderung mencari obligasi pemerintah yang dianggap lebih aman dan dapat memberikan pendapatan tetap.
Selain itu, obligasi korporat juga menjadi perhatian karena pengumuman kebijakan fiskal yang berpotensi mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan.
Selama periode ketidakpastian politik, investasi pada logam mulia seperti emas sering dianggap sebagai tempat perlindungan nilai (safe haven) karena sifatnya yang mengalami kenaikan nilai saat kondisi pasar tidak stabil.
Investor cenderung membeli emas sebagai lindungan terhadap potensi inflasi dan ketidakpastian mata uang.
Baca Juga: Duh! Puluhan Pensiunan Ini Terkena Kasus Investasi Bodong, Kerugian Capai Rp 14 Miliar
Investasi dalam REITs juga cenderung meningkat selama pemilu.
Ini terjadi karena kebijakan perumahan dan infrastruktur yang diumumkan oleh pemerintah baru dapat memengaruhi nilai properti komersial, dan REITs dapat memberikan kesempatan bagi investor untuk mendapatkan eksposur pada sektor properti tanpa harus memiliki properti fisik secara langsung.
Pemilu dapat mempengaruhi minat investor asing dalam berinvestasi di suatu negara.
Jika terdapat ketidakpastian politik atau kebijakan ekonomi yang baru, investor asing cenderung memantau situasi dengan cermat sebelum menanamkan modalnya.
Perubahan dalam kebijakan perdagangan dan regulasi juga dapat mempengaruhi arus modal masuk ke suatu negara.
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan kecerdasan buatan.
Baca Juga: Lebih Untung Mana Antara Deposito dan Reksadana? Simak Infonya di Sini
Penulis | : | Ayudya Winessa |
Editor | : | Ayudya Winessa |
Komentar