- Keterbatasan Likuiditas: Salah satu kerugian utama dari investasi Sukuk adalah keterbatasan likuiditasnya.
Pasar Sukuk masih belum sebesar pasar obligasi konvensional, sehingga mungkin sulit untuk menjual Sukuk dengan harga yang menguntungkan jika investor perlu mengambil keputusan cepat.
- Risiko Kredit: Meskipun Sukuk sering dianggap sebagai investasi yang lebih aman dibandingkan dengan instrumen berbunga konvensional, risiko kredit tetap ada.
Jika penerbit Sukuk mengalami kesulitan keuangan atau gagal memenuhi kewajiban pembayaran, investor dapat mengalami kerugian.
- Ketergantungan pada Struktur Hukum dan Perpajakan: Perbedaan dalam perlakuan pajak atau regulasi dapat mengubah tingkat pengembalian investasi atau memperkenalkan biaya tambahan yang tidak diharapkan.
- Risiko Inflasi dan Suku Bunga: Meskipun Sukuk menawarkan tingkat pengembalian yang tetap, risiko inflasi dan suku bunga tetap relevan.
Jika tingkat inflasi meningkat secara tiba-tiba atau suku bunga naik, nilai riil dari pendapatan tetap yang diterima dari Sukuk dapat berkurang.
- Ketergantungan pada Kinerja Ekonomi dan Proyek Terkait: Kinerja Sukuk sering terkait erat dengan kinerja proyek yang didanai oleh penerbit Sukuk.
Jika proyek yang didanai mengalami kendala atau tidak mencapai target yang diharapkan, hal ini dapat memengaruhi pembayaran bunga atau pokok Sukuk.
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan kecerdasan buatan.
Baca Juga: Relatif Aman dari Risiko Inflasi! Begini Cara Beli Valas untuk Investasi Lewat myBCA
Penulis | : | Ayudya Winessa |
Editor | : | Ayudya Winessa |
Komentar