Find Us On Social Media :

Lakukan PSBB, Penderita Covid-19 Malah Melonjak di Jawa Timur, Ternyata Ini Alasannya!

Petugas kepolisian menghalau pengendara motor yang akan masuk ke Jakarta karena tidak mengenakan masker saat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di perbatasan Tangerang Selatan dengan DKI Jakarta, Sabtu (11/4/2020). Pada hari kedua pelaksanaan penerapan PSBB masih banyak pengendara yang tak patuh.

GridFame.id - Persebaran virus corona memang harus diwaspadai.

Dikutip dari Covid19.go.id, Selasa (12/5/2020), penderita Covid-19 di Indonesia sebanyak 14.265.

Salah satu daerah yang kasus Covid-19 kian meningkat adalah Provinsi Jawa Timur.

Angka penderita Covid-19 Jawa Timur meningkat menjadi nomor dua di Indonesia setelah Jakarta, sebesar 1.536 kasus.

Baca Juga: Sibuk Urusi PSBB Jakarta, Anies Baswedan Mendadak Bagikan Kabar Duka: 'Innalillahi wa inna ilaihi rajiun'

Baca Juga: Pembuatan KTP Elektronik Baru Dibatasi Selama PSBB, Disdukcapil: 'Hanya Layani Urusan Mendesak'

Di tengah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tak ada yang menyangka bahwa lonjakan kasus di Jawa Timur semakin bertambah banyak.

Lonjakan angka penderita Covid-19 membuat membuat Pemprov Jawa Timur setuju untuk memperpanjang PSBB.

Lantas, apa yang menyebabkan penderita Covid-19 makin meningkat padahal sudah dilakukan PSBB?

Ahli Epidemiologi Universitas Airlangga, Windu Purnomo menjelaskan alasan di balik melonjaknya angka pasien di tengah PSBB melalui KOMPAS TV, Selasa (12/5/2020).

Sigit menjelaskan bahwa masih banyak sekali orang-orang yang tak mematuhi aturan PSBB.

"Sebab nyata, kita tahu bahwa pergerakan manusia di Provinsi Jawa Timur sendiri belum betul-betul bebas dalam pergerakan," kata Windu.

"Pergerakan-pergerakan warga juga masih tinggi," tambahnya.

Baca Juga: Geram Warganya Tak Patuh PSBB Padahal Sudah Zona Merah, Wali Kota Bekasi Sampai Harus Lakukan Ini untuk Pencegahan Penyebaran Covid-19

Baca Juga: Pemerintah Terapkan PSBB hingga Beri Larangan Mudik, Menhub Justru Perbolehkan Pejabat Negara Berpergian

Windu menambahkan banyak orang tak melakukan protokol kesehatan ketika keluar rumah.

Masih banyak sekali pemudik dari luar kota yang masuk ke Jawa Timur.

"Dan kita tahu banyak sekali pergerakan dari daerah lain ke Jawa Timur," ungkapnya.

Walaupun setiap jalan di perbatasan sudah dijaga oleh polisi di TNI, banyak orang berhasil lolos.

Para pendatang melewati jalan tikus dan memilih kucing-kucingan dengan petugas.

"Dari laporan kawan-kawan kepolisian dan juga TNI, masih ada aja yang berhasil, mereka memang tidak melewati jalan-jalan utama, karena di jalan utama mereka tersekat," ungkapnya.

Windu menambahkan bahwa jumlah personel penjagaan perbatasan kurang sebanding dengan banyaknya pendatang yang kucing-kucingan di jalan tikus.

Baca Juga: Ganjar Pranowo Sebut Jawa Tengah Tak Akan PSBB: 'Pakai Rasa PSBB Saja...'

Baca Juga: Padahal Sudah Tak Ada Kasus Baru Corona, PSBB Se-Jabar Tetap Mulai 6 Mei Karena Ridwan Kamil Tahu Efeknya Sedahsyat Ini!

Selebihnya, jalan tikus di Jawa Timur juga banyak sekali jumlahnya.

Ternyata tak hanya kendaraan pribadi, Windu menceritakan bahwa kendaraan umum seperti bis juga masih nekat mengangkut penumpang dari luar kota melewati jalan tikus.

"Itu ada aja yang lolos masuk-masuk ke daerah-daerah ke Jawa Timur, padahal itu bis lho," tambahnya.