GridFame.id - Salah satu yang paling mengalami dampak pandemi yakni kegiatan belajar mengajar.
Sudah lebih dari satu tahun, anak-anak sekolah secara online.
Pemerintah pun terus mengevaluasi sistem pendidikan di era pandemi ini.
Ternyata kelamaan sekolah online menimbulkan efek dalam sisi psikologis anak-anak.
Psikolog pun menyoroti kesehatan mental anak-anak yang terlalu lama sekolah online.
Dikutip dari Parapuan.co, pada tahun ajaran baru 2021/2022 ini, Kemendikbud Ristek akan melaksanakan sistem pembelajaran yang lebih dinamis mengacu pada kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di masing-masing daerah dan Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19.
Untuk wilayah PPKM level 1 dan 2, pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas sudah dapat mulai dilakukan.
Tentunya dengan kapasitas yang lebih kecil dan sangat memperhatikan protokol kesehatan.
Baca Juga: Inalillahi 'Mohon Keikhlasan Doa' Kartika Putri Alami Musibah
Sementara itu, daerah yang berada di level 3 dan 4 PPKM, masih harus bersabar.
Sebab, kegiatan belajar mengajar masih diharuskan dengan sistem pembelajaran secara jarak jauh (PJJ).
Barangkali, ini merupakan kabar yang kurang menyenangkan untuk anak-anak maupun orang tua yang berada di wilayah PPKM level 3 dan 4.
Sekolah online memang menjadi momok tersendiri bagi sebagian besar anak.
Bagaimana tidak, pembelajaran secara daring dan dari jarak jauh ini kurang lebih berdampak pada efektivitas belajar mengajar, kesehatan, dan tumbuh kembang anak.
Dari segi efektivitas belajar mengajar, suasana belajar dari rumah secara daring yang berbeda 180 derajat dengan suasana di sekolah, sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar anak.
Hal ini lebih lengkap dijelaskan oleh psikolog pendidikan, Shanti Andin, M.Psi., Psikolog.
Baca Juga: Beda Nasib dengan Zaskia Adya Mecca! Mantan Istri Hanung Bramantyo Kini Berdagang Aneka Lauk Matang
"Sekolah online bisa menurunkan motivasi anak untuk bersekolah karena suasana belajar yang berbeda dan umpan balik langsung yang lebih sulit diberikan oleh guru. Hal ini bisa membuat anak membuat anak merasa terisolasi dan kurang semangat saat belajar," ujar Shanti pada Parapuan, Minggu (8/8) lalu.
Belum lagi, anak akan lebih sulit untuk berkonsentrasi selama belajar daring di rumah, sebab suasana rumah bisa jadi kurang kondusif dan ada lebih banyak distraksi.
Dampak sekolah online juga dapat dirasakan pada tumbuh kembang dan kesehatan mental anak.
Shanti menuturkan jika selama belajar dari rumah, anak kekurangan interaksi dengan teman dan guru, sehingga tak jarang anak merasa kurang mendapat dukungan atau mengalami kesulitan dalam melatih keterampilan sosialnya.
Perasaan terisolasi, kerinduan pada sekolah-guru-teman, tantangan belajar di rumah, dan berbagai perubahan dan ketidakpastian, lebih lanjut bisa berisiko mengganggu kesejahteraan mental anak.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Children's Hospital of Chicago.
Dikutip dari KOMPAS.com, penelitian tersebut menunjukkan jika sebagian besar merasa stres, cemas, marah, atau gelisah akibat metode pembelajaran online.
Namun, Menurut Shanti, ditengah situasi pandemi seperti sekarang, pertanyaannya bukan lagi seputar efektif atau tidaknya sekolah online tapi lebih baik berfokus pada cara memberikan pengalaman belajar yang bermakna untuk anak dalam kondisi ini.
Menurutnya, sistem pembelajaran lewat daring ini tidaklah sepenuhnya buruk.
Artikel ini telah tayang di parapuan.co dengan judul 'Ini Dampak Sekolah Online pada Tumbuh Kembang Anak Menurut Psikolog'