Find Us On Social Media :

Sering Digunakan Sebagai Pendeteksi Awal Virus Covid-19, Benarkah Keseringan Tes Swab Hidung Berbahaya? Ini Penjelasan Ahli

Swab Hidung Covid-19

GridFame.id-  Hingga hari ini, pandemi di Indonesia belum juga selesai. Bahkan pemerintah terus memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Meskipun di beberapa wilayah sudah ada penurunan kasus Covid-19, namun tidak melengahkan pemerintah untuk terus menjaga protokol kesehatan.

Salah satunya tetap memberlakukan tes Covid-19 bagi masyarakat yang ingin berpergian terutama menggunakan transportasi umum sepeti; bus, kereta api, hingga pesawat.

Bahkan hal tersebut merupakan suatu kewajiban bagi penumpang jika ingin menggunakan salah satu dari transportasi yang disebutkan.

Atas kewajiban tersebut, terkadang muncul pemikiran di tengah masyarakat tentang tes usap atau swab untuk tes Covid-19.

Kekhawatiran ini muncul di tengah masyarakat yang sering menggunakan transportasi umum dan harus melakukan swab hidung berulang kali sebagai syarat perjalanan.

Baca Juga: Dapat Restu dari BPOM! Berikut Ini Fakta Menarik dari Vaksin Zivifax yang Punya Efikasi hingga 81 Persen

Berikut penjelasan ahli mengenai kekhawatiran masyarakat, swab hidung yang terlalu sering dapat menimbulkan efek samping.

Swab hidung timbulkan efek samping?

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Ari Fahrial Syam menjelaskan, terlalu sering melakukan swab hidung untuk pemeriksaan Covid-19 tidak akan menimbulkan efek samping.

Namun dengan syarat, tes swab hidung dilakukan secara profesional. “Tidak ada (efek samping) asal dilakukan secara profesional,” ujar Ari mengutip Kompas (17/10/2021).

Namun, Ari menekankan, swab jika dilakukan tidak profesional oleh non-tenaga kesehatan, maka hal ini bisa menimbulkan trauma maupun luka.

Oleh karena itu, dia mewanti-wanti berhati-hati melakukan swab sendiri, atau dengan sesama teman menggunakan alat tes swab mandiri yang banyak dijual bebas.

“Swab adalah tindakan yang harus dilakukan dokter atau tenaga kesehatan yang terlatih. Itu adalah tindakan invasive karena memasukkan sesuatu ke rongga hidung,” ujar dia.

Baca Juga: Geger Efektivitas Vaksin Sinovac Menurun Setelah Bulan ke-6, Begini Tanggapan Kemenkes hingga Penemuan Penelitian China

Ari mengingatkan, pengambil sampel swab sudah seharusnya menggunakan alat perlindungan diri (APD).

Memakai APD dilakukan untuk berjaga, jika pasien yang diambil swabnya ternyata positif virus corona atau Covid-19.

Ari menyebut, tindakan swab harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang terlatih.

Hal ini karena jika dilakukan dengan tidak benar, risiko trauma ataupun luka bisa saja timbul.

Apalagi, jika ternyata pasien memiliki masalah tumor ataupun luka, yang bisa memicu terjadinya pendarahan.

“Jangan dianggap simpel sehingga bisa menimbulkan dampak pada pengerjaan. Karena ini prosedur yang harus dilakukan tenaga terlatih,” tambahnya.

Baca Juga: Terima Aduan Efek Samping Serius Vaksin Sinovac dari Vertigo hingga Kelumpuhan Wajah, Otoritas Ilmu Kesehatan Singapura Buka Suara

***