Find Us On Social Media :

PENTING! Dianggap Melebihi Kinerja Vaksin mRNA, Kulik Efektifitas Vaksin Kombinasi dari Sejumlah Penelitian Ahli

Vaksin kombinasi Covid-19

GridFame.id- Ketahui lebih jauh mengenai vaksin kombinasi yang diklaim dapat bekerja lebih baik dari vaksin mRNA.

Kombinasi vaksin Covid-19 dipercaya dapat memberikan hasil terbaik daripada vaksin sebelumnya.

Hingga kini pemerintah masih menggalakkan program vaksinasi Covid-19 demi menekan laju penyebaran virus corona.

Di Indonesia sendiri sudah ada 9 vaksin yang sudah mendapat izin darurat penggunaan dari BPOM.

Dalam studi terbaru menunjukkan, vaksin kombinasi yang berbeda efektif dalam mencegah penularan Covid-19.

Mengutip Nature (31/10/2021), fakta terbaru ditemukan bahwa vaksin kombinasi dapat efektif mencegah Covid-19 dan mampu melebihi kinerja vaksin mRNA.

Beberapa studi yang lain juga mengklaim bahwa mix and match vaksin mampu memperkuat sistem imum terhadap SARS-COV-2.

Seperti diberitakan Nature, temuan peneliti yang melakukan penelitian di Spanyol mengungkap vaksinasi dengan vaksin AstraZeneca dan Pfizer dapat menghasilkan respons kekebalan yang kuat.

“Saya senang melihat bahwa ini seefektif yang diharapkan,” ujar Martina Sester, ahlu imunologi di Saarland University di Homburg, Jerman.

Baca Juga: Berikut 3 Merk Vaksin Covid-19 yang Bisa Digunakan Untuk Anak Usia 5-11 Tahun! Ditargetkan Terlaksana 2022

Menurutnya, hal ini merupakan informasi yang bagus dan pasti akan berpengaruh dalam praktik klinis vaksin Covid-19 kombinasi di lapangan.

Studi terkait vaksin kombinasi ini muncul dari eksperimen alami yang dimulai pada bulan Maret, bersamaan dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh sejumlah negara untuk menghentikan sebagian, bahkan keseluruhan penggunaan vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh AstraZeneca dan University of Oxford.

Terpisah, hal yang sama juga berlaku pada vaksin virus corona yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi AstraZeneca di Cambridge, Inggris, dengan alasan stok yang langka, serta efek samping yang serius setelah vaksinasi.

Oleh karena itu, beberapa orang yang telah menerima satu dosis vaksin, kemudian akan mendapatkan suntikan vaksin dengan merek berbeda pada dosis yang kedua.

Namun, ternyata, tim Sester dan beberapa lainnya menemukan adanya hasil respons imun yang kuat dan aman dari kombinasi merek vaksin.

Data efektivitas yang muncul ini mendukung penggunaan vaksin Covid-19 yang disetujui ini dalam jadwal standar (merek vaksin yang sama) atau campuran,” ujar Matthew Snape, Ahli Vaksin di University of Oxford, Inggris.

 Baca Juga: Jangan Asal-asalan Vaksinasi! Berikut Daftar Golongan yang Tak Boleh Ataupun Harus Menunda Jadwal Vaksinasi Covid-19

Saat ini, tiga tim peneliti telah memberikan pengukuran pertama terkait efektivitas vaksin kombinasi dalam mencegah Covid-19

Pelaksanaan studi juga berasal dari pengamatan populasi yang berbeda di berbagai waktu, termasuk selama munculnya varian Delta yang sangat menular.

Salah satunya terjadi di Swedia yang membatasi penggunaan vaksin AstraZeneca yang dikembangkan bersama para peneliti di University of Oxford.

Akibatnya, 100.000 orang di Swedia menerima dosis AstraZeneca dan dikombinasikan dengan vaksin berbasis mRNA, seperti Moderna atau Pfizer

Peter Nordstrom, epidemiolog di Umea University, Swedia dan rekan penulisnya menganalisis penggunaan kombinasi vaksin AstraZeneca dengan vaksin Pfizer atau Moderna.

Nordstrom dan timnya menemukan bahwa dibandingkan dengan orang yang tidak divaksin, mereka yang menerima vaksin kombinasi memiliki 68 persen kemungkinan yang lebih kecil untuk mengembangkan gejala Covid-19.

vBaca Juga: Salah Kaprah! Bukannya Cegah Efek Samping Vaksin Covid-19, Minum Pracetamol Sebelum Vaksin Timbulkan Dampak Negatif Sampai Picu Turunnya Imun, Begini Penjelasannya

Sedangkan dari 430.000 orang yang menerima dua dosis vaksin AstraZeneca, memiliki kemungkinan 50 persen lebih kecil untuk terinfeksi Covid-19.

Hasil studi yang sama juga ditemukan para peneliti di Denmark, terhadap vaksin kombinasi.

Mie Agermose Gram, pakar epidemiologi di State Serum Institute, Kopenhagen bersama rekan penulisnya menemukan vaksin kombinasi antara vaksin AstraZeneca dengan vaksin Pfizer-BioNTech memberikan efektivitas pencegahan sebesar 88 persen.

Selain itu, Thierry Walzer, Ahli Imunologi di University of Lyon, Perancis, dan rekan penulisnya, menganalisis 2.512 petugas kesehatan dengan vaksin Covid-19 kombinasi dan lebih dari 10.000 yang menerina dua dosis Pfizer.

Tim Walzer menunjukkan bahwa tingkat infeksi virus corona pada kelompok dengan vaksin kombinasi hanya setengah dari jumlah kelompok yang menerima dua vaksin Pfizer yang juga terinfeksi virus corona SARS-CoV-2.

Baca Juga: Kabar Baik! Vaksin Booster di Indonesia Akan Disuntikkan Awal Tahun 2022, Ada Info Ini Untuk Masyarakat Umum

Tanggapan WHO dan penggunaan di Indonesia

Kendati demikian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak merekomendasikan untuk mencampur  vaksin Covid-19 .

Hal ini disampaikan sendiri oleh Kepal Ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melansir Reuters .

“ Ini sedikit trend yang berbahaya di sini,” ujarnya.

Jadi bisa dipastikan WHO belum mengizinkan  kombinasi vaksin sebagai contoh;Sinovac dosis pertama dengan AstraZeneca dosis kedua.

Seperti  kondisi saat ini, Indonesia juga masih menerapkan merk yang sama terhadap seseorang yang melakukan dosis pertama hingga kedua.

Karena dari pihak Kementerian Kesehatan RI tetap mengacu kepada himbauan WHO untuk tak memberikan vaksin yang berbeda dengan dosis pertama.

Larangan campuran vaksin oleh Kemenkes hanya berlaku pada dosis pertama dan kedua.

Sementara dalam dosis ketiga bkasanya seseorang boleh menerima jenis vaksin yang berbeda karena sifatnya booster.

Dan biasanya vaksin dosis ketiga diprioritaskan bagi tenaga kesehatan (nakes) yang berhubungan langsung dengan pasien Covid-19 sehingga rentan terinfeksi corona.

 Baca Juga: Tolong Perhatikan! Jangan Sampai Salah Lagi, Berikut Daftar Layanan dan Penyakit yang Ditanggung dan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan

***