Tanggapan Kantor Staf Presiden (KSP)
Menanggapi hal tersebut, Kantor Staf Presiden (KSP) menepis isu yang sebutkan pemerintah sengaja menaikkan level dalam Pemberlakua Pembatasan Kegiatan Masyrakat (PPKM) setiap menjelang bulan Ramadhan.
Tenaga Ahli Utama KSP Abraham Wirotmo secara tegas membantah pengetatan level PPKM yang dikaitkan dengan momentum keagamaan.
“Sungguh tidak benar mengaitkan pengetatan level PPKM dengan momentum perayaan agama tertentu,” jelasnya dalam keterangan tertulis.
Ia menegaskan, pengetatan PPKM sendiri dilakukan atas data, kajian pakar, dan juga penilaian situasi pandemi di masing-masing daerah.
Penentuan indikator dalam PPKM, katanya, juga menganut pada rekomendasai pajar dan Badan PBB mengenai Ksesehatan Dunia (WHO)
“Seperti halnya angka kasus, angka testung (pengujian), tracing, (pelacakan), BOR (ketersediaan tempat tidur), vaksin dan lainnya,” ujarnya
Lebih lanjut, ia juga mengatakan bahwa pemerintah sangat terbuka dan transparan dalam penyampaian data dan kajian dalam menentukan level PPKM.
Abraham menegaskan setiap hasil penilaian situasi Coviid-19 dala kabupaten/kota dapat dipantau melalui situs resmi vaksin.kemkes.go.id
“Di situ datanya ada semua,” sambung Abraham
Dalam penyampaiannya ia juga meminta kepada masyarakat untuk tidak termakan isu-isu miring yang mengaitkan level PPKM dengan kegiatan keagamaan.
Dirinya menegaskan bahwa saat ini yang terpenting adalah untuk memberantas gelombang Omicron di Indonesia bukan malah menanggapi isu-isu miring yang tersebar di media sosial.
“Sekarang adalah momentum kita untuk bersatu dan bergotong royong dalam menghadapi gelombang Omicron,” ucapnya.
Baca Juga: WASPADA 4 Golongan Ini Alami Gejala Berat Jika Terpapar Omicron