“Ini namanya Chemtrail, bukan buang-buang bahan bakar, ini banyak orang yang nggak tahu ini. Elu jangan keluar kalau kena ginian, racun ini. Maksudnya kalau yang dekat-dekat,” ujar seseorang dalam video itu, seperti dikutip dari pemberitaan Kompas.com, Rabu (14/7/2021).
Kemudian pada September 2021, sebuah akun Facebook menyebarkan informasi mengenai kematian ribuan burung pipit akibat chemtrail.
"Ribuan Burung Pipit Mati Dibalai Kota Cirebon,..?? Virus Bikinan Manusia itu ya Begini,... Akibat Nyebar² Racun Diudara ya Begini Jadinya,.. Cuma Ada Dua Kemungkinan: Akibat Chemtrail Atau Radiasi Frekuensi 5G, Sesekali Lihatlah Langit Diatas,.. Bahaya Racun Sedang Disebar,...Jangan Terlalu Nunduk Baca Sosmed di HP Android," tulis pengunggah dalam status Facebook-nya.
Terbaru, teori chemtrail kembali muncul lewat video berdurasi 15 detik yang memperlihatkan garis putih memanjang di langit.
Video tersebut viral di media sosial pada Selasa (15/2/2022).
Pemilik akun menuliskan narasi bahwa Jakarta telah digempur chemtrail pada 14 Februari pukul 01.00 dini hari.
"Jakarta di gempur chemtrail 14 februari pukul 1 tengah malam. Stay safe untuk warga jakarta ya, berdoalah mereka semua yg terlibat cepat menerima hukumannya," demikian narasi yang dituliskan pada keterangan video viral di Twitter itu.
Bantahan isu chemtrail
Sejumlah pihak dengan tegas membantah teori konspirasi chemtrail.
Kepala Dinas Penerbangan TNI Angkatan Udara (Kadispen AU) Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah kerap meluruskan informasi yang beredar mengenai isu chemtrail yang ada di Indonesia.
Ditegaskan Indan, fenomena jejak putih di langit merupakan contrail yang kerap terjadi ketika pesawat sedang melintas.