Namun seiring berjalannya waktu, teman-temannya pun menjauh dan melupakannya begitu saja.
"3 bulan awal masih kunjungan. Lalu pindah ke rutan pondok bambu," kata Angelina Sondakh.
"Dari ratusan jadi puluhan (teman) dan akhirnya tinggal dihitung jari. Ada rasa sedih. Saya merasa hina, malu, ditinggal teman," sambungnya.
"Saya merasa mereka udah gak mau menerima saya sebagai teman. Baper saya," jelasnya.
Awalnya divonis 4,5 tahun di pengadilan tingkat pertama, Angie mengatakan dirinya masih bisa menerima kenyataan itu.
Namun, ketika akhirnya Mahkamah Agung melipatgandakan hukumannya menjadi 12 tahun penjara, ia pun semakin dikucilkan.
Tak ada satupun teman yang mau mengunjunginya, hanya keluarga terutama sang ayah yang selalu menguatkannya.
"Bisa 3 bulan 1 orang (jenguk). Atau hanya titip salam saja," kenang Angie.
Bersyukur, Angie malah mendapatkan teman-teman baik sesama napi bahkan sampai membuat geng bernama sapu jagat.
Terdiri dari 12 napi wanita, Angie mengaku mendapat banyak pelajaran berharga dari masing-masing temannya.
"Ternyata di dalam penjara, Allah menghadirkan begitu banyak teman, lebih dari teman, sahabat. Gak ada strata, semua statusnya sama, narapidana," ucap Angie.