Sepertinya ada keganasan dari penyakit yang dideritanya relatif lama. Untuk spesifik penyakitnya tidak perlu dijelaskan,’’ujarnya, saat dikonfirmasi, Selasa (7/6/2022).
Franky mengatakan, dokter Lois Owien merupakan anggota IDI pasif yang jarang mengikuti kegiatan di Kota Tarakan.
Lois lebih banyak berkegiatan di Ibu Kota Jakarta. Dokter Lois sempat jadi perbincangan karena tidak percaya adanya Covid-19.
Ia menganggap kematian pasien bukan karena Covid-19, melainkan akibat interaksi antarobat.
Menanggapi kontroversi tersebut, Franky menegaskan bahwa seorang dokter memiliki paradigma keilmuan yang selalu menjadi pedoman.
"Persoalan Covid-19, merupakan penyakit infeksi saluran pernafasan yang sudah diakui dunia,’’katanya.
Yang kita ambil pelajaran dari kasus dokter Lois, lanjut Franky, adalah, seorang dokter tidak boleh berhenti belajar.
"Masing-masing, boleh punya pendapat berbeda. Tapi paradigma ilmu tetap jadi standar bagi dokter. Semua harus belajar, dan paradigma ilmu ada, dan dunia mengakuinya,’’tegasnya.
Terlepas dari kontroversi tersebut, IDI Kaltara mengucap bela sungkawa sedalam-dalamnya atas meninggalnya dokter Lois Owien.
Keluarga besar Lois Owien di Kota Tarakan melakukan ibadah penghiburan sebagai prosesi sebelum pemakaman.