GridFame.id - Kabar duka dibagikan Farhat Abbas lewat akun instagram miliknya, Dokter Lois Owien meninggal dunia.
Dokter Lois Owien menghembuskan napas terakhirnya di Kota Tarakan, Kalimantan Utara, Senin (6/6/2022).
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltara, dr.Franky Sientoro mengatakan, dokter Lois meninggal dunia di kediamannya di Kampung Bugis Dalam, Tarakan Barat, Kota Tarakan, pada sekitar pukul 12.00 wita.
Diketahui Dokter Lois meninggal karena sakit.
Farhat Abbas menuliskan ucapan belasungkawa atas kepergian dokter Lois.
"RIP sekjen/waketum Partai Pandai," tulis Farhat Abbas dilengkapi dengan emoticon menangis, dikutip tim GridFame.id dari akun instagram mantan suami Nia Daniaty ini.
Ia juga menuliskan salam perpisahan untuk dokter Lois.
"Selamat jalan dr Lois sekjen/Waketum partai Pandai/pendiri.
Semangat dan perjuangan buat Indonesia tetap berkobar," tulis Farhat lagi dilengkapi potret dokter Lois.
Dokter Lois Meninggal Karena Sakit
"Dokter Lois meninggal akibat kanker.
Sepertinya ada keganasan dari penyakit yang dideritanya relatif lama. Untuk spesifik penyakitnya tidak perlu dijelaskan,’’ujarnya, saat dikonfirmasi, Selasa (7/6/2022).
Franky mengatakan, dokter Lois Owien merupakan anggota IDI pasif yang jarang mengikuti kegiatan di Kota Tarakan.
Lois lebih banyak berkegiatan di Ibu Kota Jakarta. Dokter Lois sempat jadi perbincangan karena tidak percaya adanya Covid-19.
Ia menganggap kematian pasien bukan karena Covid-19, melainkan akibat interaksi antarobat.
Menanggapi kontroversi tersebut, Franky menegaskan bahwa seorang dokter memiliki paradigma keilmuan yang selalu menjadi pedoman.
"Persoalan Covid-19, merupakan penyakit infeksi saluran pernafasan yang sudah diakui dunia,’’katanya.
Yang kita ambil pelajaran dari kasus dokter Lois, lanjut Franky, adalah, seorang dokter tidak boleh berhenti belajar.
"Masing-masing, boleh punya pendapat berbeda. Tapi paradigma ilmu tetap jadi standar bagi dokter. Semua harus belajar, dan paradigma ilmu ada, dan dunia mengakuinya,’’tegasnya.
Terlepas dari kontroversi tersebut, IDI Kaltara mengucap bela sungkawa sedalam-dalamnya atas meninggalnya dokter Lois Owien.
Keluarga besar Lois Owien di Kota Tarakan melakukan ibadah penghiburan sebagai prosesi sebelum pemakaman.
"Jenazah akan dikebumikan di Kota Tarakan, karena keluarga di Tarakan. Saya belum mendapat informasi pasti akan dikebumikan kapan. Tapi sepertinya siang ini,"kata Franky.
Berbagai Jenis Stadium Kanker
Stadium adalah cara untuk menjelaskan ukuran sampai tingkat keganasan pertumbuhan sel kanker. Sebelum mendiagnosis kanker seorang pasien, dokter lebih dulu melakukan serangkaian pemeriksaan.
Menurut laman resmi American Cancer Society, pemeriksaan sebelum penentuan stadium kanker dilakukan lewat berbagai cara, tergantung persebaran sel kanker. Pemeriksaan fisik dan tes darah digunakan untuk deteksi awal keberadaan kanker.
Selain itu, ada tes pencitraan seperti x-ray, CT scan, MRI, ultrasound, dan PET scan untuk memastikan persebaran sel kanker. Ada juga pemeriksaan lewat biopsi, yakni pengambilan sampel jaringan tumor untuk diteliti di bawah mikroskop.
Mengapa perlu mengetahui stadium kanker?
Setelah mengetahui ukuran, posisi, sampai tingkat keganasan sel kanker, dokter dapat menentukan opsi penanganan kanker terbaik bagi pasiennya. Sebagai contoh, pengobatan untuk kanker stadium awal bisa lewat operasi atau radiasi.
Sedangkan kanker stadium akhir membutuhkan kemoterapi. Selain digunakan untuk menentukan perawatan yang tepat untuk mengontrol kanker, informasi stadium kanker juga dapat digunakan untuk menguji efektivitas pengobatan.
Kendati penting bagi pasien, dokter, dan ilmu pengetahuan, namun tidak semua kanker diberi stadium. Salah satunya leukemia.
Kanker darah ini tidak diberi stadium karena sifatnya menyebar ke seluruh tubuh dan tidak berupa tumor.
Jenis stadium kanker
Para dokter menggunakan standarisasi stadium yang sama untuk menentukan ukuran, persebaran, dan tingkat keganasan kanker.
Melansir laman resmi Cancer Research UK, terdapat dua jenis utama stadium untuk kanker, yakni sistem TNM dan sistem angka.
Sistem TNM atau singkatan dari tumor, node, metastasis, menggunakan kombinasi huruf dan angka.
T mengacu pada ukuran kanker dan seberapa jauh persebarannya ke jaringan terdekat, skalanya 1 sampai 4.
N menunjukkan apakah kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening, skalanya bisa 0 (tidak ada) sampai 3 (banyak).
M menunjukkan kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain, skalanya 0 (belum menyebar) sampai 1 (menyebar).
Selain itu, ada juga sistem stadium menggunakan angka.
Penulisannya jamak menggunakan angka Romawi I-IV.
Stadium I artinya kanker ditemukan di stadium awal saat ukuran tumor relatif kecil dan belum menyebar.
Stadium II artinya ukuran tumor lebih besar dari stadium I, tetapi kanker belum menyebar ke jaringan sekitar. Kadang, ditemukan menyebar ke kelenjar getah bening terdekat.
Stadium III artinya ukuran kanker lebih besar, terkadang sudah menyebar ke jaringan sekitarnya. Selain itu, ditemukan sel kanker di kelenjar getah bening sekitar tumor utama.
Stadium IV artinya kanker telah menyebar dari tumor induk ke organ tubuh lain. Kondisi ini disebut kanker sekunder atau metastasis.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dokter Lois Owien Meninggal Dunia karena Kanker" dan Kompas.com dengan judul "Mengenali Berbagai Jenis Stadium Kanker"