Sebab, sangat sulit bagi investasi apa pun bentuknya, bisa untung dalam jumlah yang sangat tinggi dalam waktu yang relatif singkat. Misalnya keuntungan 5 persen dalam sebulan. Kemudian ada juga yang menjanjikan jumlah keuntungan mencapai 40-50 persen atau lebih dalam 1 tahun.
2. Menjanjikan bonus perekrutan anggota baru
Ciri berikutnya adalah menjanjikan bonus kepada anggota yang merekrut anggota baru lagi. Sistem ini disebut juga dengan skema piramida yakni dengan merekrut anggota, ditambah transfer uang tanpa kejelasan produk apa yang diperdagangkan. Kemudian, ada juga skema ponzi di mana investor atau anggota menyetor sejumlah uang, yang nantinya akan mendapat komisi.
3. Mencantumkan foto dari tokoh publik
Seringnya, pelaku investasi bodong, mencantumkan foto dari artis atau public figure lainnya dalam penawaran investasinya. Ini dilakukan untuk menarik perhatian dari masyarakat. Padahal, bisa saja pelaku investasi bodong hanya melakukan pencatutan gambar atau melakukannya tanpa izin alias ilegal.
Informasi penawaran investasi bodong juga kerap dilakukan melalui media sosial, grup WhatsApp, serta grup Telegram, namun informasi yang disampaikan tidak terlalu jelas.
Tips menghindari investasi bodong Agar terhindar dari investasi bodong, ada sejumlah tips yang bisa Anda lakukan, dikutip dari Kompas.com, di antaranya sebagai berikut:
Baca Juga: 5 Ciri-ciri Investasi Bodong dan Cara Mengatasinya Jangan Terkecoh!
1. Pastikan legalitas perusahaan Sebelum berinvestasi, pastikan perusahaan yang menawarkan Anda produk investasi sudah terdaftar di OJK atau Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Kementerian Perdagangan (Bappebti Kemendag). Apabila perusahaan itu tidak memberikan kejelasan tentang pengelolaan uang yang diberikan investor, maka perusahaan tersebut wajib kita curigai.
2. Pilih jenis investasi yang tepat Sebelum berinvestasi, pastikan tujuannya terlebih dahulu. Tujuan utama berinvestasi adalah mencapai tujuan keuangan. Tentu, kalau ingin memiliki cukup dana pasti uang tersebut berasal dari pekerjaan atau bisnis yang dimiliki, bukan dari investasi. Sebetulnya, investasi berfungsi untuk memiliki tingkat "kecukupan" dalam keuangan.
Setiap orang tentu memiliki level "cukup" yang berbeda. Apabila Anda masih belum memiliki tujuan atau bingung dengan tujuan berinvestasi dapat konsultasi dengan perencana keuangan. Maka dari itu penting untuk belajar hal detail tentang produk yang akan diinvestasikan. Tidak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan orang yang lebih paham mengenai investasi, untuk mengetahui produk mana yang tepat demi mencapai tujuan keuangan.
3. Kenali risiko investasi Jangan mudah tergiur investasi yang menjanjikan keuntungan besar dengan risiko yang kecil. Sebab, keuntungan yang besar pasti akan memiliki risiko yang besar juga. Karena itu, jika Anda telah memutuskan untuk berinvestasi, maka harus siap dengan segala risiko yang bakal terjadi.