Agar kondisi finansial tetap terjaga, jangan berhutang lebih dari 30 persen dari pendapatan bulanan.
Dengan begitu, Anda masih memiliki 70 persen anggaran yang dapat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari sekaligus menabung.
Jangan sampai Anda memiliki cicilan bulanan yang tidak sesuai dengan kemampuan bayar.
Jika dipaksakan, Anda bisa terjebak pada kredit macet sehingga beban utang menumpuk.
3. Tidak mengenali risiko
Tak kalah penting dipahami adalah paylater bukan uang cadangan atau tambahan, tetapi alat pembayaran berupa pinjaman yang harus dilunasi sesuai dengan kesepakatan.
Oleh karena itu, paylater juga memiliki risiko yang sama dengan utang, yaitu kemungkinan telat bayar.
Agar pembayaran lancar, Anda perlu mengetahui kemampuan finansial diri sendiri serta memperhatikan timing penggunaan paylater.
Pasalnya, telat bayar pinjaman dapat berpengaruh terhadap skor kredit Anda.
Jadi, jangan sampai tagihan utang lebih besar dari pendapatan, ya!
Pasalnya, hal ini dapat mengganggu arus kas.
Selain itu, hindari pula membayar saat jatuh tempo.
Bayarlah cicilan sebelum gajian agar pembayaran tetap lancar.
Baca Juga: Aplikasi Paylater Legal Ini Ditutup OJK, Tagihan Debitur yang Masih Nunggak Otomatis Lunas?