Find Us On Social Media :

Bukan Cuma Pakai Suara Robot, Ini Modus Penipuan Berkedok Customer Service yang Harus Diwaspadai

Ilustrasi modus penipuan berkedok customer service

GridFame.id - Waspada dengan berbagai modus penipuan yang ada beberapa tahun terakhir.

Para pelaku seolah tak kehabisan akal untuk menjerat dan merugikan korban.

Salah satu modus yang dipakai adalah dengan menyamar sebagai customer service.

Baik itu Customer Service aplikasi maupun perusahaan.

Customer Service adalah salah satu profesi yang rentan diatasnamakan sebagai penjahat penipuan.

Terang saja, sudah sangat banyak oknum penipu yang mengatasnamakan customer service di perusahaan besar atau kecil.

Sudah banyak orang yang jadi korban dari modus kejahatan ini

Tak sedikit pula yang mungkin masih bingung bagaimana membedakan customer service penipu dengan customer service resmi.

Meskipun ada banyak alat-alat canggih dan juga tools modern untuk mengubah suara si penjahat menjadi lebih bening, tetapi jika Anda jeli masih ada banyak celah untuk mengetahuinya.

Untuk itu penting bagi Anda mengetahui modus yang biasa dipakai para pelaku penipuan ini.

Simak informasi lengkapnya di sini.

Baca Juga: Ratusan Jamaah jadi Korban Penipuan Money Game, Ini Tips Terhindar dari Agen Travel Umroh Abal-abal

Modus Penipuan Berkedok Customer Service

Berikut ini modus penipuan berkedok customer service:

1. Customer service penipu biasanya melakukan panggilan berulang kali meskipun calon korban telah menolak panggilan, dan tidak merasa memiliki urusan dan kepentingan dengan pihak perusahaan/instansi yang dicatut.

Terkadang, customer service yang terindikasi penipuan juga melakukan panggilan secara memaksa, membuat calon korban tidak nyaman.

2. Customer service palsu memiliki nada suara yang jernih dan merdu, tidak jauh berbeda dengan customer service resmi.

Hal ini dikarenakan mereka telah menggunakan AI generator untuk mengubah suara mereka menjadi lebih merdu.

3. Customer service palsu akan meminta calon korban mentransfer uang ke nomor rekening pribadi, tidak ke rekening perusahaan.

Ini karena, sebagai penipu mereka tidak punya akses untuk membuat nomor rekening resmi suatu perusahaan.

4. Biasanya, CS palsu melakukan penipuan dengan berpura-pura meminta kode OTP pada korban.

Jika calon korban telah memberikan kode tersebut, pada seterusnya akun korban tidak bisa dibuka.

Penipu bahkan bisa saja mengakses paylater yang ada pada aplikasi.

5. Customer service penipu biasanya tidak mampu menjawab pertanyaan yang dilayangkan dari korban pada cs, terkait problem-problem yang dialami oleh korban.

Baca Juga: Lagi Cari Loker Freelance? Hindari yang Cirinya Begini Kalau Tak Mau Jadi Korban Penipuan

Cara Penipu Menjerat Para Korban

Dengan berbagai cara canggih, penipu menjerat calon korban dengan beberapa langkah, di antaranya adalah:

1. Menciptakan website palsu

Penipu yang memiliki sedikit modal akan memberanikan diri membuat website palsu.

Website inilah yang akan digunakan sebagai pancingan atau pishing yang jika diklik maka data-data pribadi Anda akan lenyap dicuri.

2. Beriklan di Google search

Penipu yang bermodal juga terkadang menggelontorkan beberapa dana untuk beriklan di Google search.

Mereka paham bahwa masyarakat Indonesia mudah tergiur dengan iklan-iklan yang menarasikan hadiah besar dan memikat.

3. Menggunakan Nomor WA

Penipu juga tidak takut menggunakan nomor WhatsApp untuk menghubungi calon korban.

Mereka terus menerus spam misi berhadiah atau misi berbayar yang akan memberikan imbalan berupa uang ratusan ribu.

4. Menggunakan Fanpage Facebook

Baca Juga: Modus Penipuan Baru Kartu Kredit Berkedok Transaksi Tak Dikenal, Begini Tips Menghindarinya 

Penipu juga menggunakan akun facebook dengan anggota puluhan hingga ratusan ribu.

Akun Facebook ini biasanya mereka beli dari forum jual beli, tujuannya agar menyakinkan korban kalau apa yang mereka posting itu valid.

5. Memakai akun Telegram

Tak hanya akun facebook, penipu juga agak bermodal dengan menggunakan akun telegram untuk menipu calon korban.

Mereka memasukkan korban ke dalam grup Telegram tanpa persetujuan.