Find Us On Social Media :

Ini 4 Kekurangan Pinjaman KUR Dibanding Kredit Usaha Komersil

Kekurangan KUR dibanding kredit usaha komersil lain (BPR Artha Galunggung).

GridFame.id - Ini dia beberapa kekurangan KUR dibanding kredit usaha komersil di bank.

Peningkatan peran sektor UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) menjadi fokus utama pemerintah Indonesia dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Salah satu instrumen kebijakan yang diperkenalkan untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Anda tentunya tidak asing dengan Kredit Usaha Rakyat (KUR).

KUR merupakan kredit yang diperuntukkan bagi pelaku UMKM.

Program ini dirancang sebagai solusi keuangan untuk membantu UMKM mengatasi tantangan modal dan mempercepat pertumbuhan mereka.

Meskipun KUR telah memberikan akses keuangan kepada sektor UMKM, tidak bisa dipungkiri bahwa program ini memiliki kekurangan tertentu dibandingkan dengan kredit komersil di bank.

Dalam artikel ini, kita akan mengkaji dengan cermat beberapa aspek yang perlu diperhatikan ketika mempertimbangkan perbandingan antara KUR dan kredit komersil.

Dari batasan jumlah pinjaman hingga proses persetujuan yang rumit, mari kita telusuri kelemahan-kelemahan yang mungkin memengaruhi efektivitas KUR sebagai instrumen pembangunan UMKM.

Apa saja kira-kira?

Simak sampai tuntas, yuk!

Baca Juga: Begini Perhitungan Bunga KUR Selama 2 Tahun dan Tambahan Biayanya

Kekurangan KUR Dibanding Kredit Usaha Komersil

1. Batasan Jumlah Pinjaman

Salah satu kekurangan utama dari KUR adalah batasan jumlah pinjaman yang relatif rendah.

Meskipun diberikan dengan suku bunga yang lebih rendah, plafon kredit yang terbatas dapat menjadi kendala bagi UMKM yang membutuhkan modal besar untuk mengembangkan usahanya.

Sebaliknya, kredit komersil di bank seringkali menawarkan plafon yang lebih tinggi, memberikan fleksibilitas lebih besar bagi bisnis yang ingin mengembangkan operasional mereka.

2. Proses Persetujuan yang Rumit

Proses persetujuan KUR seringkali memakan waktu yang lama dan melibatkan birokrasi yang kompleks.

Hal ini dapat menjadi hambatan bagi UMKM yang membutuhkan dana dengan cepat untuk memanfaatkan peluang bisnis atau mengatasi masalah keuangan mendesak.

Kredit komersil di bank cenderung memiliki proses persetujuan yang lebih efisien dan cepat, memberikan keunggulan dalam hal responsibilitas terhadap kebutuhan pasar yang dinamis.

3. Persyaratan Jaminan yang Ketat

Sebagai program pemerintah yang bertujuan menjangkau UMKM, KUR seringkali menetapkan persyaratan jaminan yang ketat.

Baca Juga: Cara dan Syarat Pengajuan KUR Peternakan Untuk Modal Usaha Ternak Hewan

Hal ini bisa menjadi hambatan bagi sebagian UMKM yang mungkin tidak memiliki aset yang memadai untuk digunakan sebagai jaminan.

Di sisi lain, kredit komersil di bank mungkin memberikan fleksibilitas lebih besar dalam hal jenis jaminan yang diterima, seperti jaminan kepemilikan saham atau piutang.

4. Kurangnya Aspek Pengembangan Kapasitas Bisnis

Selain memberikan dana, kredit komersil di bank seringkali dapat memberikan dukungan tambahan.

Misalnya seperti konsultasi bisnis, pelatihan, dan akses ke jaringan bisnis yang dapat membantu UMKM berkembang.

KUR cenderung kurang fokus pada aspek pengembangan kapasitas bisnis ini, yang pada akhirnya dapat membatasi potensi pertumbuhan jangka panjang UMKM.

Meskipun Kredit Usaha Rakyat (KUR) memiliki peran penting dalam mendukung UMKM di Indonesia, ada beberapa kekurangan yang perlu diperhatikan dibandingkan dengan kredit komersil di bank.

Dalam mengembangkan kebijakan keuangan untuk sektor UMKM, perlu dipertimbangkan bagaimana meningkatkan fleksibilitas, efisiensi, dan dukungan tambahan agar UMKM dapat berkembang secara optimal.

Sebagian isi artikel ini dibuat dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.

Baca Juga: Setelah Pengajuan KUR BRI Ditolak, Apakah Bisa Mengajukan Pinjaman Non KUR?