GridFame.id - Ini sederet risiko ajukan KPR yang DP-nya rendah.
Pemilikan rumah adalah impian banyak orang.
Dalam hal ini, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) telah menjadi jalan menuju realisasi impian tersebut bagi banyak individu.
Dengan KPR, kita bisa beli rumah dengan sistem cicilan.
Tenornya bisa disesuaikan dengan kemampuan, mulai dari 5 - 20 tahun.
Salah satu pertimbangan kunci dalam proses pengajuan KPR adalah besarnya Uang Muka (DP) yang harus dibayarkan.
DP yang rendah bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi calon pembeli, karena memungkinkan mereka untuk segera memasuki pasar properti tanpa harus menunggu terlalu lama untuk menabung.
Namun, dibalik kenyamanan tersebut, terselip pula sejumlah risiko yang perlu dipertimbangkan dengan cermat.
Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam mengenai risiko yang mungkin dihadapi ketika seseorang memilih untuk mengajukan KPR dengan DP yang terlalu rendah.
Apa saja?
Simak sampai tuntas, yuk!
Baca Juga: Mengapa Angsuran KPR Bisa Naik Ditengah Berjalannya Cicilan? Ternyata Ini 5 Penyebabnya
Risiko Ajukan KPR DP Rendah
1. Kewajiban Pembayaran Bulanan yang Lebih Tinggi
DP adalah sejumlah uang yang dibayarkan di muka saat membeli rumah, sedangkan sisanya akan difinansikan melalui KPR.
Semakin rendah DP-nya, semakin tinggi jumlah pinjaman yang dibutuhkan dari bank.
Ini berarti pembayaran bulanan KPR akan lebih tinggi karena jumlah pinjaman yang lebih besar.
Pembayaran bulanan yang lebih tinggi dapat menjadi beban keuangan yang signifikan bagi rumah tangga, terutama jika terjadi perubahan kondisi keuangan seperti penurunan pendapatan atau kenaikan suku bunga.
2. Nilai Rumah Mungkin Meleset dari Harga Pasar
Harga properti dapat berfluktuasi seiring waktu.
Jika nilai rumah turun di bawah jumlah yang dibayarkan sebagai DP, pemilik rumah mungkin mengalami kerugian finansial jika mereka terpaksa menjual rumahnya.
DP yang lebih rendah berarti Anda memiliki ekuitas yang lebih kecil dalam rumah Anda, meningkatkan risiko kerugian jika nilai rumah turun.
3. Risiko LTV (Loan-to-Value) yang Tinggi
Baca Juga: Gaji Tak Lebih Dari UMR, Lebih Baik Berinvestasi atau Membeli Rumah KPR?
LTV adalah perbandingan antara jumlah pinjaman yang diberikan oleh bank dengan nilai properti.
Semakin tinggi LTV, semakin besar risiko yang diambil oleh bank, dan biasanya, semakin tinggi bunga yang akan dikenakan pada pinjaman.
Bank mungkin juga mewajibkan asuransi hipotek tambahan untuk melindungi diri dari risiko yang lebih besar.
DP yang rendah akan meningkatkan LTV, sehingga meningkatkan biaya dan risiko bagi peminjam.
4. Pembayaran Bunga yang Lebih Tinggi dalam Jangka Panjang
KPR adalah kewajiban jangka panjang yang melibatkan pembayaran bunga.
Semakin tinggi jumlah pinjaman, semakin besar bunga yang harus dibayarkan selama masa pinjaman.
DP yang rendah berarti Anda akan membayar bunga lebih banyak dalam jangka panjang, yang dapat mengakibatkan total biaya pemilikan rumah yang jauh lebih tinggi dari yang diharapkan.
5. Kemungkinan Tidak Dapat Disetujui oleh Bank
Bank biasanya mempertimbangkan risiko ketika menyetujui KPR.
DP yang rendah meningkatkan risiko bagi bank, karena pelanggan memiliki sedikit keterlibatan finansial dalam properti.
Akibatnya, bank mungkin menolak permohonan KPR jika DP terlalu rendah, atau memberikan syarat-syarat yang lebih ketat, seperti suku bunga yang lebih tinggi atau persyaratan keuangan tambahan.
Sebagian isi artikel ini dibuat dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Baca Juga: Mau Ajukan KPR Tapi Terkendala Riwayat Kredit Buruk? Ini Tipsnya Agar SLIK OJK Cepat Bersih