Find Us On Social Media :

Marak Penipuan Jelang Lebaran, Ini 5 Jenis Saldo yang Bisa Raib Dibobol

Ilustasi penipuan.

GridFame.id - Ada beberapa modus penipuan yang dapat membuat saldo dibobol.

Pertama Phishing, penipu mencoba untuk mendapatkan informasi pribadi atau login Anda melalui email atau pesan palsu yang terlihat seperti dari lembaga keuangan atau perusahaan resmi lainnya.

Setelah mendapatkan informasi tersebut, mereka dapat mengakses akun Anda dan membobol saldo.

Lalu Skimming, teknik di mana penipu memasang perangkat ilegal pada mesin ATM atau pembaca kartu untuk mencuri informasi kartu kredit atau debit Anda.

Mereka kemudian menggunakan informasi tersebut untuk mengakses akun Anda secara online dan membobol saldo.

Penipu pun dapat menggunakan malware atau virus untuk menginfeksi perangkat Anda dan mencuri informasi pribadi atau login Anda.

Dengan informasi tersebut, mereka dapat mengakses akun Anda secara online dan membobol saldo.

Penipu juga dapat mencuri identitas Anda melalui teknik pencurian identitas yang berbeda, seperti phishing, keylogging, atau hacking, dan kemudian menggunakan informasi tersebut untuk mengakses akun Anda dan membobol saldo.

Penipu dapat melakukan transaksi yang tidak sah atau mencurigakan menggunakan informasi kartu kredit atau debit Anda yang telah dicuri atau diperoleh secara ilegal.

Mereka dapat menggunakan informasi ini untuk membeli barang atau layanan secara online atau offline dan membobol saldo Anda.

Untuk melindungi saldo Anda dari modus penipuan seperti ini, penting untuk tetap waspada dan mengambil langkah-langkah keamanan yang tepat.

Baca Juga: Marak Kasus Penipuan Barang yang Dijual Tak Sesuai di E-commerce Berikut Ciri-cirinya

Jelang Lebaran, beberapa saldo atau sumber dana yang rawan hilang karena dibobol atau disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab antara lain:

1. Saldo Bank

Dengan meningkatnya aktivitas perbankan dan transaksi online menjelang Lebaran, ada risiko penipuan atau kebocoran data yang dapat mengakibatkan saldo bank Anda dibobol atau disalahgunakan.

2. Saldo Kartu Kredit atau Debit

Penggunaan kartu kredit atau debit meningkat tajam saat Lebaran, yang membuatnya rentan terhadap penyalahgunaan atau pencurian informasi kartu yang dapat menyebabkan kehilangan saldo.

3. Saldo Dompet Digital

Penggunaan dompet digital atau aplikasi pembayaran elektronik meningkat pesat selama periode Lebaran, dan hal ini dapat meningkatkan risiko penyalahgunaan atau kebocoran informasi akun yang dapat mengakibatkan kehilangan saldo.

4. Saldo E-Wallet atau Aplikasi Penerimaan

Jika Anda memiliki saldo dalam e-wallet atau aplikasi penerimaan uang elektronik, seperti GoPay, OVO, atau DANA, ada risiko kehilangan saldo jika akun Anda diretas atau disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

5. Saldo Investasi

Jika Anda memiliki investasi dalam bentuk saham, reksadana, atau instrumen investasi lainnya, ada risiko penipuan atau pencurian identitas yang dapat menyebabkan kehilangan saldo investasi Anda.

Baca Juga: Dapat Tawaran Tiket Mudik Gratis Pakai Traveloka Paylater? Hati-hati, Ini yang Harus Dilakukan Biar Tak Ketipu

Untuk melindungi saldo Anda dari potensi kehilangan atau penyalahgunaan jelang Lebaran, pastikan untuk mengambil langkah-langkah keamanan yang diperlukan, seperti:

1. Gunakan kata sandi yang kuat dan berbeda untuk setiap akun online Anda.

2. Aktifkan fitur keamanan tambahan, seperti otentikasi dua faktor, jika tersedia.

3. Hindari mengakses akun online atau melakukan transaksi keuangan melalui jaringan Wi-Fi publik yang tidak aman.

4. Periksa secara teratur aktivitas dan saldo akun Anda untuk mendeteksi aktivitas yang mencurigakan.

5. Jaga kerahasiaan informasi pribadi dan akun Anda, termasuk nomor kartu kredit, nomor PIN, dan kata sandi.

6. Laporkan segera kepada pihak yang berwenang jika Anda mencurigai adanya aktivitas atau transaksi yang mencurigakan pada saldo atau akun Anda.

Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.

Baca Juga: Ramai di Media Sosial Modus Penipuan Jual Beli Online Berujung Phising, Korban Merugi Hingga Rp 93 Juta