Kemudian ia juga menceritakan bahwa ada salah satu desa dikotanya yang menjadi tempat pengolahan sampah-sampah dari negara maju tersebut.
"di desa Bangun dipisahin mana yang bisa didaur ulang mana yang tidak bisa,yang bisa di re-cycle jadi pelet ikan kemudian dijual ke China. Nah yang tidak bisa dijual ke pabrik tahu untuk bahan pembuatan tahu. Padahal asap pembakarannya mengandung dioksin yang bisa mencemari semua," jelasnya.
Nina mengaku prihatin dengan dampak yang ditimbulkan dari sampah-sampah plastik dari negara maju ini.
Ia melihat sendiri sampah-sampah plastik dengan berbagai merek dari negara maju dilingkungan tempat tinggalnya.
Saat ditanya tentang tanggapan Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Nina mengaku permintaannya ditanggapi dengan sangat baik.
"Dia juga katanya akan memperkuat penjagaan di pelabuhan agar sampah kotor tak masuk Indonesia," ungkapnya.
Terakhir, Nina mengatakan bahwa ia tidak mau jika negara-negara maju menyelundupkan sampah plastiknya lagi ke Indonesia
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com,twitter.com |
Penulis | : | Nindy Nurry Pangesti |
Editor | : | David Togatorop |
Komentar