GridFame.id - Kematian Zefania Carina (6) memang meninggalkan luka yang mendalam bagi sang ibunda.
Zefania merupakan putri semata wayang Karen Pooroe dan Arya Satria Claproth.
Dilansir dari Kompas.com, Zefania diduga meninggal dunia karena jatuh dari balkon lantai 6 apartemen milik Arya di kawasan Pondok Labu, Jakarta Selatan pada 7 Februari 2020.
Sebagai seorang ibu, Karen merasa kesal karena sang suami, Arya tak memberikan penjelasan apa-apa tentang kematian Zefania.
Penyebab kematian putrinya yang masih simpang siur membuat Karen memilih mengotopsi jasad Zefania.
Sebelum Zefania meninggal, Karen mengungkap bahwa dirinya tidak diperkenankan bertemu dengan putrinya yang menetap di kediaman Arya.
Karen merasakan kejanggalan saat melihat jenazah putrinya yang tidak terlihat seperti baru jatuh dari ketinggian enam lantai.
Jenazah Zefania akhirnya diotopsi pada Rabu (19/2/2020) oleh pihak kepolisian.
Belum rampung proses otopsi, Arya merasa terpojokkan karena banyak yang menganggapnya lalai hinga menjadi penyebab kematian anaknya.
Seakan makin disudutkan, Arya baru saja melaporkan Karen Pooroe atas dugaan perzinaan pada Sabtu (7/3/2020).
Walaupun dilaporkan oleh Arya, Karen Pooroe mengaku tidak takut dan akan selalu mencari alasan kematian anaknya dilihat dari kanal YouTube ESGE Entertainment, Senin (8/3/2020).
"Saya ibunya hancur hatinya, tapi saya tidak akan menyerah, apapun yang dituduhkan kepada saya, nanti akan ada pembuktian, ada proses hukum," ungkap Karen.
Karen berharap agar kejadian seperti Zefania tidak akan terulang lagi di Indonesia.
Apalagi, sebelum Zefania meninggal, dia tidak diizinkan bertemu dengan sang ibu oleh Arya.
"Jangan sampai anak-anak Indonesia, anak-anak lain mengalami apa yang Zefania alami, secara psikis, secara mental, saya enggak tahu apa yang anak saya rasakan, karena dia belum bisa berbicara, belum bisa speak up, dia enam tahun, tapi hatinya pasti luka," tutur Karen.
Setelah dilaporkan oleh Arya mengenai dugaan perzinaan, Karen tidak ambil pusing.
Sebagai seorang ibu, Karen tidak tenang jika tidak mengetahui alasan pasti mengapa anaknya meninggal.
"Saya cuma fokus kepada Zefania, sampai sekarang saya sebagai ibu saya punya hak untuk tahu anak saya kenapa kejadian sebenarnya, siapa yang ada di situ saja, apakah pada jam berapa anak saya mengembuskan napas terakhir, dan detil-detil lainnya," tutur Karen.
Masih diliputi oleh perasaan yang tidak tenang, Karen berharap hasil otopsi anaknya segera dipublikasikan.
"Saya berharap kepada pihak kepolisian agar segera merilis agar kita tahu," tutur Karen.
Source | : | Kompas.com,YouTube |
Penulis | : | Winnieati Sutanto Putri |
Editor | : | Maharani Kusuma Daruwati |
Komentar