Mereka mulai memperhitungkan kemungkinan adanya infeksi virus corona seminggu sesudah gejala pertama muncul di keluarga mereka.
"Kasusnya mulai meningkat di seluruh negeri, terutama di Sao Paulo dan kami sadar bahwa penyakit ini tak kelewat jauh dari kami. Lalu karena gejalanya sama, kami paham bahwa saudara-saudara kami dan keluarga Vera telah terinfeksi," kata Maria do Carmo Vieira.
Korban jiwa lain
Saudara dari Maria do Carmo Vieira yang mengalami gejala parah Covid-19 bernama Clovis, 62 tahun.
"Tiga hari sesudah pesta, ayahku mulai batuk-batuk, sakit kepala dan demam. Ia kehilangan indera perasa dan penciuman," kata Arthur Ribeiro, 30 tahun.
Kesehatan Clovis, yang tak punya penyakit sebelumnya, memburuk beberapa hari kemudian.
Arthur lalu membawa ayahnya ke rumah sakit tanggal 23 Maret, dan dokter memberi resep obat dan menyuruhnya pulang.
"Mereka tidak berpikir itu virus corona," katanya.
Segera sesudahnya, suami Pereira, Paulo, juga dibawa ke rumah sakit.
Ia dianggap yang paling sehat di antara saudara-saudaranya. Ia berolahraga setiap hari, dan sering bersepeda dan hiking.
Ketika masuk rumah sakit, kesehatannya dianggap baik, hanya sedikit tersengal-sengal.
"Dua hari kemudian kondisinya memburuk dan ia dirawat di unit perawatan intensif (ICU)," kata Vera Lucia Pereira.
Sepanjang hidup mereka, Clovis and Paulo bersama-sama di hari-hari terakhir mereka.
Source | : | Tribun Style |
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar