GridFame.id - Terletak di perbukitan kota yang menjadi episentrum Covid-19, Institut Virologi Wuhan menjadi sorotan setelah AS mengklaim dari sana wabah berasal.
Peneliti China telah mengemukakan, virus corona yang mewabah sejak akhir Desember 2019 kemungkinan meloncat dari binatang ke manusia di pasar yang menjual hewan liar.
Tetapi, sejumlah negara Barat seperti AS mulai menyuarakan teori konspirasi bahwa Covid-19 berasal dari laboratorium berteknologi tinggi itu.
Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menyatakan, Washington akan menggelar "investigasi penuh" soal bagaimana pandemi itu bisa keluar dan mewabah di dunia.
Dilansir dari AFP Jumat (17/4/2020), berikut merupakan pertanyaan utama terkait Institut Virologi Wuhan (WIV) yang menjadi sorotan negara Barat.
Apa itu WIV?
Tempat tersebut merupakan rumah bagi Pusat Pembiakan dan Koleksi Virus China, bank virus terbesar di Asia dan berisi 1.500 jenis.
Fasilitas itu adalah laboratorium berkeamanan maksimum pertama di Asia, dan menangani patogen Kelas 4 (P4), virus berbahaya yang bisa menular antar-manusia seperti Ebola.
Institut berharga 300 juta yuan, sekitar Rp 661,5 miliar, diselesaikan pada 2015 dan dibuka secara resmi tiga tahun berselang.
Institut tersebut juga mempunyai laboratorium untuk menangani virus kelas 3 (P3) yang sudah dioperasikan sejak 2012 silam.
Laboratorium seluas 3.000 meter persegi itu adalah bangunan persegi dengan lampiran silindris, terletak di dekat kolam dekat kaki bukit pinggiran terpencil Wuhan.
Baca Juga: Buka Data Sebenarnya, Wuhan Ungkap Korban Meninggal Corona Naik 50 Persen Dari Sebelumnya
Dalam kunjungan baru-baru ini, AFP tidak menemukan adanya aktivitas di sana, kecuali sebuah poster yang ditempelkan di luar kompleks.
"Pencegahan dan pengendalian dengan kuat, jangan panik. Dengarkan pengumumkan pemerintah. Yaknilah pada sains, jangan sebarkan rumor," ujar poster itu.
Apakah laboratorium ini sumber Covid-19?
Dalam pernyataannya, Menlu Pompeo mempertanyakan apakah ketika melakukan penyelidikan dari mana wabah berasal, apakah China juga menyertakan WIV.
"Kami tahu mereka tentu tak akan mengizinkan ilmuwan dunia untuk masuk dan mengevaluasi apa yang mereka kerjakan, apa yang terjadi," ucapnya.
Baik Washington Post maupun Fox News sama-sama mengutip sumber yang mengkhawatirkan bahwa wabah itu mungkin, secara tak sengaja, berasal dari WIV.
Mengutip adanya kabel diplomatik, The Post mengungkapkan mengkhawatirkan standar keselamatan berkaitan penanganan virus mirip SARS itu. Sementara Fox News mengulas, "pasien nol" kemungkinan terinfeksi dari virus yang tengah diteliti, dan entah bagaimana bisa bocor ke publik.
Sejumlah teori konspirasi mengenai dari mana asal virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 itu itu terus mengemuka di media sosial.
Baca Juga: Gantikan Wuhan, Indonesia Ada Peluang Jadi Pusat Corona di Dunia?
Institut tersebut menolak menanggapi pada Jumat.
Tetapi pada Februari lalu, mereka sudah merilis pernyataan yang membantah teori itu.
WIV menyebut sudah menerima sampel itu pada 30 Desember, berhasil mengurai genom pada 2 Januari, dan menginformasikannya kepada Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Juru bicara kementerian luar negeri, Zhao Lijian, pada juga menyanggah bahwa WIV bertanggung jawab atas wabah yang terjadi di seluruh dunia itu.
"Seseorang akan mengerti bahwa isu adalah upaya menciptakan kebingungan, mengalihkan perhatian publik, dan membuang tanggung jawab mereka.
Zhao sendiri juga pernah menuai kontroversi setelah dalam kicauannya, dia menuding militer AS yang membawa penyakit itu ke Wuhan.
Apa yang ilmuwan ketahui tentang virus itu?
Peneliti percaya patogen itu berasal dar kelelawar dan menular ke manusia melalui perantara seperti trenggiling, yang diperdagangkan untuk bahan obat.
Tetapi studi yang dilakukan sekelompok ilmuwan China, dipublikasikan di jurnal Lancet Januari lalu, memaparkan pasien pertama virus corona tak ada hubungannya dengan Pasar Seafood Huanan.
Begitu juga dengan 13 dari 41 kasus pertama yang terkonfirmasi, tidak ada kaitannya dengan pasar yang dianggap menjual hewan liar tersebut.
Shi ZHengli, salah satu pakar dalam virus corona kelelawar sekaligus wakil direktur laboratorium P4, bagian dari tim yang mempublikasikan studi bahwa SARS-Cov-2 datang dari kelelawar.
Dalam wawancara dengan Scientific American, Shi menuturkan genome SARS-Cov-2 tak cocok dengan corona yang sudah dikumpulkan fasilitasnya.
Filippa Lentzos, peneliti biokeamanan King's College London berkata, tidak ada bukti bahwa virus itu merupakan kecelakaan WIV.
Tetapi, dia juga menekankan bahwa sejauh juga belum ada bukti bahwa patogen tersebut berasal dari Pasar Seafood Huanan.
"Bagi saya, asal pandemi ini masih menjadi diskusi terbuka," kata dia.
Memang, tuturnya, terdapat indikasi yang bisa mengarah ke kecelakaan di laboratorium.
Namun, Lentzos menerangkan indikasi itu harus ditelaah secara mendalam bagi mereka yang mengungkapkan teori apa pun soal asal virus ini.
David Heymann, profesor penyakit menular dari London School of Hygiene and Tropical Medicine juga membeberkan belum ada bukti konkret dari mana patogen ini.
"Terdapat banyak teori bagaimana manusia bisa terpapar. Namun saat ini, saya tidak berpikir teori itu dianggap bisa diyakini di masa seperti ini," ucapnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Institut Virologi Wuhan, Laboratorium yang Jadi Sorotan di Tengah Wabah Covid-19
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar