"Tadi ada yang tanya kok masuk hitam, kenapa di Surabaya kok masuk hitam, itu merah tua. Yang bikin pewarnaan ini mas dokter Jibril, jadi ada warna-warna merah tua, ada merah maron, dan merah-merah biasa," terang Khofifah, Senin (1/6/2020) malam.
Menurut Khofifah, warna pada peta sebaran itu muncul dari angka yang terkonfirmasi covid-19, sehingga semakin banyak angka positif virus Corona, maka warna di peta sebaran akan semakin tua.
"Kalau misalnya Sidoarjo 513 sampai 1024, maka warnanya semakin tua. Kalau angka di atas itu, maka warnanya merah tua sekali.
Kenapa ada perbedaan warna, karena melihat perbedaan secara kuantitatif, jadi yang terkonfirmasi positif di masing-masing daerah," papar Khofifah.
Surabaya saat ini masih menjalani status PSBB Surabaya Raya Tahap 3.
PSBB Surabaya Raya Tahap 3 berlangsung hingga Senin (8/6/2020) mendatang.
Sementara itu Walikota Surabaya, Tri Rismaharini juga memberikan penjelasannya mengenai perubahan status ke zona hitam.
Saat di acara Sapa Indonesia Pagi Kompas TV, Senin (1/6/2020), Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini atau Risma menanggapi penyebab virus Corona di daerahnya begitu banyak.
Risma mengatakan bahwa Surabaya banyak kasus virus Corona karena banyaknya tes yang dilakukan.
Ia menjelaskan bahwa semua orang yang kemungkinan memiliki potensi terjangkit virus Corona langsung dites.
"Jadi tadi saya sampaikan begitu kami punya alat maka pasien yang masuk ODR (Orang Dalam Risiko), OTG (Orang Tanpa Gejala), ODP (Orang Dalam Pemantauan), PDP (Pasien Dalam Pengawasan) langsung kita tes semua."
Source | : | TribunBali.com |
Penulis | : | Nindy Nurry Pangesti |
Editor | : | GridFame Editorial |
Komentar