GridFame.id - Perhelatan besar Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papuan 2021 masih berlangsung hingga kini.
Provinsi Jawa Barat masih tak tersentuh di puncak klasemen perolehan medali Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021.
Jawa Barat bak berada di atas angin menempati posisi teratas dengan total medali 191 keping yang terdiri dari 64 emas, 60 perak, dan 67 perunggu.
Perubahan justru terjadi di posisi dua besar di mana DKI Jakarta kembali menempati urutan kedua usai menggusur Jawa Timur.
Baca Juga: Jadwal dan Nonton Streaming Semifinal Bulu Tangkis Beregu Putra PON XX Papua 2021: Jabar vs Jateng
DKI Jakarta mengoleksi 167 medali, sedangkan Jawa Timur menyusul di urutan ketiga klasemen dengan raihan 149 medali.
Sementara itu, Papua dan Jawa Tengah berurutan menghuni peringkat keempat serta kelima.
Tuan rumah Papua sejauh ini mengumpulkan 133 medali hasil dari 53 emas, 27 perak, dan 53 perunggu.
Adapun total medali Jawa Tengah adalah 77 yang terdiri dari 18 emas, 28 perak, dan 31 perunggu. Bali, Riau, Lampung, Kalimantan Timur, dan Sumatera Utara kemudian secara berurutan menghuni posisi keenam hingga ke-10, dikutip dari Kompas.com dengan judul "Klasemen Medali PON XX Papua 2021: Jawa Barat Teratas, DKI Salip Jawa Timur"
Kisah Atlet PON XX Papua 2021
PON (Pekan Olahraga Nasional) XX Papua 2021 sampai saat ini masih berlangsung.
Para atlet yang terpilih dari masing-masing provinsi bakal terus memperebutkan medali sampa tanggal 15 Oktober 2021.
Raffi Ahmad dan Nagita Slavina lah yang menjadi Ikon PON XX Papua 2021 ini.
Nah, dari beberapa atlet tersebut ada yang cerita menarik dari salah satu cabang olahraga Judoka dari Bali.
Dimana atletnya harus terbang dari Jepang dan sempat merasakan pahitnya berjuang sampai akhirnya mendapatkan dua medali emas.
Bermodalkan tekad yang kuat, I Gusti Ayu Putu Guna Kakihara berhasil menyumbangkan dua medali emas judo PON Papua 2021 untuk Provinsi Bali.
Dia lebih dulu meraih medali emas di nomor perorangan kelas -71 kg putri sebelum mengukir pencapaian serupa di nomor beregu campuran.
Guna Kakihara merebut medali emas kelas -71 kg putri setelah mengalahkan wakil Jawa Tengah, Muji Leksani Listyowati, di final.
Sementara itu, di nomor beregu campuran, Guna Kakihara bersama rekan-rekannya mengalahkan DKI Jakarta untuk membawa pulang emas.
Adapun judoka Bali yang ikut berjuang bersama Guna Kakihara di nomor beregu campuran ialah I Gede Agastya Dharma, Putu Wiradamungga, I Kadek Wirawan, I Dewa Ayu Mira Widari, dan Ni Kadek Anny Pandini.
Total, Guna Kakihara memainkan enam pertandingan dari babak pertama hingga final, baik di nomor perorangan maupun beregu campuran.
Dia berhasil mengakhiri keenam pertandingan itu dengan catatan ippon atau nilai yang langsung menentukan kemenangan.
Catatan tersebut menyempurnakan keberhasilan Guna Kakihara dalam meraih dua medali emas.
Guna Kakihara bersama rekan-rekannya juga berhasil mengantarkan Bali sebagai juara umum judo PON Papua 2021 dengan raihan enam emas dan enam perunggu.
Perjuangan atlet berusia 20 tahun itu selama tampil di PON Papua diungkapkan oleh sang ayah, Gusty Aji.
Gusty Aji yang sekaligus bertindak sebagai pelatih Guna Kakihara mengungkapkan bahwa sang putri sempat mengalami rasa sakit akibat proses adaptasi.
Guna Kakihara yang telah lama tinggal di Jepang kesulitan beradaptasi dengan makanan Indonesia.
Dia mengalami diare setelah beberapa hari menyantap makanan yang diberikan oleh Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PB PON).
"Kami dapat jatah makan dari PB PON tiap pagi, siang, dan malam, tetapi saya dan anak saya tidak cocok sama masakannya karena sudah lama tinggal di Jepang," kata Gusty Aji saat dihubungi KOMPAS.com pada Minggu (3/10/2021) malam WIB.
"Kebetulan, beberapa hari yang lalu, siangnya, di tempat pertandingan, kami diare. Sebenarnya, nasi yang kami makan sama dengan anggota tim lain. Ya, mungkin perut saya dan anak saya tidak cocok sama masakannya," kata Gusty Aji.
Sejak saat itu, Guna Kakihara dan ayahnya, Gusty Aji, tak lagi menyantap makanan dari PB PON.
Pada saat bersamaan, mereka dihadapkan dengan rintangan baru. Gusty Aji bercerita bahwa dirinya harus mencari makanan untuk Guna Kakihara di tempat lain dan membelinya dengan uang pribadi.
"Kami tidak memakan makanan itu lagi. Lalu, manajer (tim judo Bali) datang untuk memastikan keadaan kami, dan memutuskan untuk membelikan nasi yang lain," ujar Gusty Aji.
"Akan tetapi, sampai saat ini kami beli makanan sendiri. Kami sadar, itu kesalahan kami, kami tidak bisa makan makanan yang sudah disediakan."Saya tidak tahu, apakah ada pembiayaan untuk ini atau tidak. Hanya saja di lapangan, begitu kenyataannya, saya beli makan pakai uang sendiri," ucap Gusty Aji.
"Saya naik ojek, beli nasi bungkus, saya bawa pulang ke hotel untuk anak saya, setelah itu kami makan bersama," tutur Gusty Aji menjelaskan.
Rintangan yang menuntut perjuangan dari Guna Kakihara dan sang ayah tak hanya terjadi selama pergelaran cabor judo PON Papua 2021.
Mereka telah berjuang sejak proses keberangkatan dari Nagoya, Jepang, hingga mendarat di Jakarta sebelum melanjutkan perjalanan udara ke Papua.
"Selama perjalanan ke Indonesia juga, dari Jepang, kami tidak buka masker sama sekali, tidak makan minum di pesawat. Sebab, kami harus menjaga diri di tengah situasi pandemi ini agar bisa tampil di PON. Saat ini, kami punya komitmen untuk Bali. Kalau untuk PON yang akan datang, lain cerita," kata Gusty Aji.
Saat mendarat di Jakarta, Guna Kakihara dan Gusty Aji harus menjalani karantina mandiri sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku.
Di sela-sela karantina, mereka pun rutin menjalani latihan demi menjaga kondisi dan tampil prima saat tampil pada PON Papua 2021.
"Kami karantina 8 hari di Wisma Atlet Pademangan. Kami ke sana karena disarankan oleh Pemerintah Indonesia." "Setiap pagi kami tetap latihan judo, berdua dengan anak saya, karena kami perlu menjaga kondisi. Itu merupakan salah satu cara kami mencapai tujuan, mengambil medali di PON," ujar Gusty Aji.
Adapun biaya perjalanan Guna Kakihara dan Gusty Aji hingga nanti kembali ke Jepang menjadi tanggungan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Bali.
Namun, Gusty Aji mengatakan bahwa KONI Bali belum membayar sebagian biaya perjalanan tersebut. Dia merasa hambatan ini terjadi karena efek pandemi.
"Semua biaya tanggungan KONI Bali. Ya, mungkin karena pandemi, atau apa, agak tersendat biayanya. Semua pembiayaan itu belum dibayar 100 persen oleh KONI Bali. Tadi sudah ada pembicaraan dengan staf KONI Bali," tutur Gusty Aji menjelaskan.
Hambatan dalam biaya perjalanan juga menjadi "pelengkap" perjuangan Guna Kakihara dan sang ayah untuk tampil membela Bali pada PON Papua 2021.
Terkait pembiayaan, Agus Putra Adnyana selaku manajer tim judo Bali sebelumnya sudah menjelaskan bahwa pandemi memang menjadi salah satu kendala.
"Ada sisa waktu dari pelatnas sangat singkat untuk latihan, karena terhalang pandemi pada 2020. Kami nyaris istirahat satu tahun, kondisi Bali juga terpuruk di ekonomi," kata Putra Adnyana setelah tim Bali memastikan status juara umum judo PON Papua 2021, dikutip dari Tribun Bali.
"Itu sangat menjadi kendala, tetapi kerja keras atlet dan pelatih terbayarkan hari ini. Meski dengan keterbatasan, kami bisa juara," ujar Putra Adnyana.
Setelah menghadapi berbagai rintangan, Guna Kakihara kini bisa menikmati buah perjuangannya.
Bali pun patut berbangga karena memiliki Guna Kakihara dan sederet judoka hebat lain yang telah mengharumkan nama Pulau Dewata di pentas PON Papua 2021.
Source | : | kompas |
Penulis | : | Miya Dinata |
Editor | : | Miya Dinata |
Komentar