GridFame.id- Beberapa waktu lalu pemerintah Arab Saudi akhirnya mencabut status ‘suspend’ untuk Indonesia per tanggal 1 Desember 2021.
Dengan adanya pemberitahuan ini maka Indonesia mulai bisa melakukan penerbangan langsung masuk ke negaranya mulai bulan depan.
Kabar tersebut diketahui dari pengumuman yang dilayangkan oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah yang disampaikan dalam laman Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), kemlu.go.id
Dalam keterangan yang diterima dijelaskan bahwa pemerintah Kerajaan Arab Saudi mengeluarkan kebijakan terbarunya mengenai pencabutan penangguhan kedatanagan dari 6 negara diantaranya Indonesia, India, Brasil, Mesir, Pakistan dan Vietnam.
Sebelumnya larangan perjalaanan ini diberlakukan sejak tahun lalu sebagai upaya dalam pencegahan Covid-19.
Beleid ini akan berlangsung mulai Rabu, 1 Desember 2021 pukul 1 dini hari waktu Arab Saudi.
Pengumuman pencabutan status ‘suspend’ juga dibenarkan oleh Konjen RI Jeddah, Eko Hartono.
“iya, itu betul,” jelasnya singkat mengutip Kompas (30/11/2021).
Nantinya penumpang penerbangan yang datang dari enam (6) negara yang sudah disebutkan di atas tidak perlu lagi untuk melakukan karantina 14 hari dari kebijakan yang sebelumnya diterapkan.
Kendati demikian, penumpang yang sudah divaksin akan tetap melaksanakan karantina institusional selama 5 hari.
“Tapi dengan catatan setibanya di Arab Saudi, karantina 5 hari. Jadi tidak memandang vaksin yang digunakan. Semua harus karantina,” jelasnya.
Karantina institusional ini akan dilaksanakan layaknya karanina wajib di Indonesia, yang di mana akan menggunakan biaya pribadi.
“Itu (karantina institusional) sudah berlaku selama ini kok, bahkan sebelumnya 7 hari. Tinggal di hotel-hotel yang ditunjuk, bayar sendiri,” sambung Eko.
Baca Juga: Begini Panduan Lengkap Buat SKM Online Sebagai Syarat Perjalanan Selama Natal dan Tahun Baru 2022!
Lantas apakah dengan dibukanya penerbangan langsung ke Arab Saudi otomatis akan membuka kuota umrah?
Saat ditanya mengenai umah, Eko meminta masyarakat untuk menunggu terlebih dahulu terkait detail teknisnya karena saat ini masih digodok.
“Untuk umrah lagi bahas detail teknisnya, mohon tunggu dulu,” kata dia.
Dirinya menjelaskan tidak ada kuota yang ditetapkan untuk umrah, karena tergangung masing-masing negara pengirim Jemaah.
Eko juga menyampaikan sudah ada 16 negara yang mengirim Jemaah dengan jumlah kurang lebih 58.000 orang termasuk diantaranya Malaysia dan Singapra.
“Termasuk Malaysia dan Singapura. Tapi kalau 2 ini dikit banget. Malaysia baru 25 orang,” tuturnya.
Berbeda dengan Eko Hartono, Konsul Haji KJRI Jeddah Endang Jumali menjelaskan dengan dicabutnya penangguhan kedatangan langsung tersebut, keberangkatan Jemaah umrah otomatis juga dibuka.
“Untuk keberangkatan umrah otomatis dibuka, tentu dengan syarat dan ketentuan yang berlaku yakni protokol kesehatan,” jelasnya singkat.
***
Source | : | kompas,kemlu.go.id |
Penulis | : | Nabilah Hermawati |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar