GridFame.id - Gempa bumi terjadi hari ini, Jumat (14/1/2022) di wilayah Banten, Depok hingga Jakarta.
Saat gempa terjadi, orang akan berbondong-bondong berlari menjauh dari bangunan dan gedung bertingkat.
Pasalnya gempa bisa membuat konstruksi bangunan ambruk dan menimpa seseorang.
Hal pertama yang harus dilindungi saat gempa terjadi adalah kepala.
Dilansir dari Parapuan, umumnya gempa bumi menimbulkan serangan panik.
Hal ini akan memompa hormon adrenalin dalam tubuh.
Apabila hormon tersebut dipompa terus-menerus, akibatnya dapat menyebabkan pusing atau sensasi kepala berputar.
Sebenarnya apa penyebab kepala pusing saat gempa terjadi?
Yuk simak di sini.
Baca Juga: 9 Pengobatan Rumahan yang Ampuh Atasi Bibir Kering Penderita Diabetes
Masyarakat di kawasan Jabodetabek merasakan gempa bumi, yang terjadi pada Jumat (14/01/2022).
Goncangan tersebut dirasakan oleh sejumlah masyarakat pada pukul 16.05 WIB dan berlangsung selama beberapa menit.
Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa goncangan yang dirasakan oleh masyarakat Jabodetabek, berasal dari gempa bumi yang terjadi di Provinsi Banten.
“#Gempa Mag:6.7, 14-Jan-22 16:05:41 WIB, Lok:7.01 LS, 105.26 BT (52 km BaratDaya SUMUR-BANTEN), Kedlmn:10 Km, tidak berpotensi tsunami,” tulis BMKG melalui akun Twitter resmi.
Kemudian terjadi juga gempa susulan berkekuatan 5,7 Magnitudo pada pukul 16.49 WIB di titik lokasi yang sama.
Setelah goncangan gempa bumi berhenti, orang biasanya akan merasakan pusing atau sakit kepala.
Beberapa netizen di media sosial pun mengaku merasakan pusing setelah goncangan gempa bumi sudah berakhir.
Pusing yang dirasakan saat gempa terjadi, dikenal dengan istilah sindrom post earthquake dizzinees (PEDS).
Pusing bisa terjadi karena goncangan yang dirasakan ketika gempa, mempengaruhi saraf vestibular yang ada di telinga, dikutip dari Bobo.grid.id, Jumat (14/01/2022).
Saraf vestibular berada di dalam telinga dan memiliki peran untuk menjaga keseimbangan tubuh manusia.
Ketika goncangan gempa terjadi, saraf keseimbangan terganggu dan menimbulkan perasaan pusing hingga merasa mual.
Pusing yang dirasakan setelah gempa, biasanya hanya akan berlangsung selama beberapa menit dan kemudian hilang.
Jika merasakan pusing setelah gempa terjadi, cobalah untuk berdiam diri sementara waktu. Ketika melakukannya, tutup mata selama beberapa menit.
Apabila teknik tersebut masih belum membantu, bisa juga redakan rasa pusing dengan berbaring.
Apa yang harus dilakukan saat gempa?
Ketika gempa bumi terjadi, hal yang pertama dilakukan oleh kebanyakan orang adalah berlari keluar ruangan.
Dilansir dari CDC, Jumat (14/01/2022), jangan lari keluar ruangan atau bagunan, jika terjadi gempa. Karena dalam kondisi tersebut, risiko terluka sangat tinggi.
Berikut ini adalah hal-hal yang harus dilakukan saat gempa terjadi.
-* Merunduk, sebelum gempa membuat tubuh goyah dan terjatuh.
Dengan melakukan posisi ini, tubuh tidak akan terjatuh dan masih memungkinkan untuk bergerak.
-* Menjauhlah dari jendal dengan kaca besar ataupun perabotan yang digantung.
Tutupi area kepala dan leher atau seluruh badan jika memungkinkan di bawah meja.
Jika tidak ada tempat untuk berlindung, turun ke dekat dinding bagian dalam atau di samping perabotan yang letakknya tidak terlalu tinggi yang tidak mungkin menimpa tubuh.
Kemudian tutupi kepala dan leher dengan menggunakan seluruh lengan.
-* Bertahan di tempat perlindungan sampai goncangan sudah benar-benar berhenti.
Bersiaplah untuk bergerak dengan membawa tempat perlindungan, jika goncangan menggesernya.
Ingat ini baik-baik ya!
Artikel Ini Telah Tayang Sebelumnya di GridHealth.id dengan Judul "Mengenal Sindrom PEDS, Penyebab Pusing Saat Terjadi Gempa Bumi"
Source | : | GridHEALTH |
Penulis | : | Nindy Nurry Pangesti |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar