GridFame.id - Kematian menjadi salah satu hal yang tak bisa diprediksi kedatangannya.
Tak heran jika kematian selalu meninggalkan rasa terkejut dan duka di hati orang yang ditinggalkan.
Seseorang biasanya akan memperlihatkan tanda-tanda 100 hari sebelum kematian.
Bahkan hingga 1 hari jelang ajal menjemput pun keluarga bisa melihat beberapa tanda kematian.
Namun tak jarang pula kasus kematian seseorang secara mendadak.
Apalagi saat kondisinya baik-baik saja.
Hal ini dinamakan sindrom kematian mendadak.
Apa itu?
Simak dan kenali sindrom kematian mendadak yang kerap terjadi pada orang dewasa.
Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi kematian mendadak pada orang dewasa ketika tengah tidur lelap.
Kasus itu disebut sudden arrhythmic death syndrome (SADS) yang dikenal juga sebagai sindrom kematian mendadak. Apa itu sindrom kematian mendadak?
Mengutip BHF, sindrom kematian mendadak didefinisikan sebagai kematian yang terjadi secara tiba-tiba akibat serangan jantung, tetapi penyabab henti jantung tidak dapat ditemukan.
Henti jantung adalah ketika jantung tiba-tiba berhenti memompa darah ke seluruh tubuh.
Henti jantung menghentikan pernapasan dan membuat otak kekurangan oksigen.
Irama jantung kita (yang mengontrol detak jantung Anda) dikendalikan oleh impuls listrik.
Jika impuls listrik salah, dapat menyebabkan terjadinya irama jantung abnormal, yang dikenal sebagai aritmia.
Beberapa aritmia bisa menyebabkan serangan jantung berbahaya, jika tidak ditangani segera.
Irama jantung dan impuls listrik itu hilang setelah kematian, sehingga irama jantung abnormal tidak dapat ditemukan dan struktur jantung tampak normal.
Baca Juga: Rambut Rontok Parah Usai Terinfeksi Covid-19? Ahli Bocorkan Lamanya Waktu Hingga Rambut Tumbuh Lagi
Itulah sebabnya mengapa penyebab serangan jantung tidak dapat ditemukan dan sindrom kematian mendadak dapat didiagnosis.
Bagaimana sindrom kematian mendadak didiagnosis?
Mengutip BHF, setelah kematian mendadak pihak berwenang biasanya akan meminta pemeriksaan post-mortem untuk mengetahui penyebab kematian.
Sebuah post-mortem biasanya terjadi dalam waktu 2-3 hari kerja setelah kematian.
Selama pemeriksaan post-mortem, ahli patologi (dokter terlatih dalam studi penyakit) akan mencari kondisi yang dapat menyebabkan kematian, seperti:
- Penyakit jantung koroner
- Serangan jantung
- Gagal jantung
- Gumpalan di paru-paru.
Jika ahli patologi tidak dapat menemukan penyebab kematian yang jelas, mereka dapat melakukan tes lebih lanjut, seperti:
- Melihat jaringan organ
- Melakukan tes untuk obat-obatan atau narkoba dalam tubuh
- Meminta penilaian ahli patologi jantung.
- Koroner kemudian akan memutuskan penyebab kematian.
Seseorang dinyatakan mengalami sindrom kematian mendadak, jika kematian masih belum dapat dijelaskan setelah trangkaian pemeriksaan it.
Ketika ini terjadi, koroner biasanya akan merekomendasikan agar anggota keluarga diuji untuk kondisi jantung bawaan.
Beberapa orang mungkin merasa tidak siap untuk diuji setelah kehilangan orang yang dicintai yang dapat dimengerti, tetapi tes tersebut biasanya sederhana bagi kebanyakan orang.
Apa gejala dari sindrom kematian mendadak?
Baca Juga: Sering Salah Kaprah! Kenali Perbedaan Gejala Sakit Punggung dengan Sakit Ginjal
Mengutip Healthline, gejala atau tanda utama sindrom kematian mendadak pada orang dewasa berupa kematian mendadak.
Namun, sindrom kematian mendadak dapat menyebabkan gejala dengan peringatan keras sebagai berikut:
- Nyeri dada, terutama saat berolahraga
- Penurunan kesadaran
- Sulit bernafas
- Pusing
- Jantung berdebar-debar atau perasaan berdebar-debar
- Pingsan yang tidak dapat dijelaskan, terutama saat berolahraga.
Jika Anda atau anak Anda mengalami gejala-gejala ini, segera mencari bantuan medis.
Artikel Ini Telah Tayang Sebelumnya di Kompas.com dengan Judul "Apa Itu Sindrom Kematian Mendadak pada Orang Dewasa?"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Nindy Nurry Pangesti |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar