Diet ketogenik sangat populer belakangan ini karena menerapkan pola makan rendah karbohidrat tapi mengonsumsi tinggi lemak.
Menurut Dr Kiran, membatasi asupan karbohidrat dan meningkatkan asupan lemak membuat tubuh bergantung pada pasokan lemak yang diubah menjadi energi.
Diet keto dapat membuat otak dan metabolisme wanita menolak kehilangan lemak - karena diubah menjadi energi - dan mengembangkan ketidakseimbangan total.
Akibatnya, wanita akan mengalami perubahan hormonal dan metabolisme.
Diet keto juga menimbulkan efek samping seperti sakit kepala, kelelahan, mual dan lain sebagainya.
Diet Intermiten
Kebanyakan wanita menganggap diet intermiten atau puasa menjadi cara mudah untuk menurunkan berat badan.
Meski diet satu ini cukup efektif bagi wanita, para ahli mengingatkan agar melakukannya dengan pendekatan terbaik, sebelum memulai membatasi makan.
Penelitian juga menemukan fakta bahwa diet intermiten yang tidak dipersiapkan dengan matang dapat menimbulkan efek negatif.
Misalnya perubahan suasana hati yang parah, kelaparan ekstrem, depresi, obsesi terhadap makanan tertentu dan emosi yang tidak stabil.
Selain itu, diet intermiten juga dapat membuat berat badan kembali melonjak ketika berhenti melakukannya.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Hani Arifah |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar