GridFame.id - Kasus gagal ginjal akut misterius pada anak masih menjadi momok bagi para orang tua.
Hingga hari Jumat (21/10/2022) Kemenkes mencatat total ada 241 kasus gagal ginjal akut pada anak.
Di mana 133 pasien meninggal dunia.
Dikutip dari Kompas.com, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap penyebab kasus gagal ginjal akut misterius pada anak.
Kemenkes sudah melakukan pengecekan pada pasien penderita gagal ginjal akut.
Hasilnya, senyawa kimia tersebut ditemukan di dalam tubuh beberapa pasien gagal ginjal akut ini.
"Ternyata dari anak-anak yang kita tes di RSCM, dari 11 (anak), 7 anak positif memiliki zat kimia berbahaya yaitu etilen glikol, dietilen glikol, dan etilen glikol butyl ether/EGBE," jelasnya.
"Jadi konfirm karena itu lebih dari 50 persen bahwa ini disebabkan oleh senyawa kimia," sambung dia.
Budi mengatakan bahwa berdasarkan pengecekan Kementerian Kesehatan, senyawa kimia yang dimaksud adalah etilen glikol, dietilen glikol, dan etilen glikol butyl ether/EGBE.
Meski begitu, Kemenkes mengungkap beberapa gejala yang bisa diwaspadai para orang tua sebelum terlambat.
Ini deretan gejala yang menjadi ciri gagal ginjal akut misterius pada anak.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Syahril menyampaikan, ada beberapa gejala yang mengarah pada kondisi gangguan ginjal akut atau acute kidney injury (AKI) yang terjadi pada anak.
Adapun gejala atau tanda yang mengarah pada gangguan ginjal akut yakni:
Syahril mengimbau kepada para orangtua untuk tidak panik dan memperhatikan gejala yang muncul pada anak.
"Para orangtua untuk tidak panik, tetap tenang, namun selalu waspada terutama ketika anaknya mengalami gejala yang mengarah kepada gagal ginjal akut," ujar Syahril saat dihubungi Kompas.com, Jumat (21/10/2022).
Menurutnya, kewaspadaan terhadap gejala-gejala tersebut penting untuk diperhatikan terutama pada anak usia di bawah 18 tahun.
"Ini sangat penting kepada seluruh masyarakat khususnya yang mempunyai anak di bawah umur 18 tahun, utamanya adalah anak balita, kalau terjadi penurunan frekuensi buang air kecil dan juga penurunan air kencingnya, bahkan sama sekali tidak keluar air kencingnya atau yang disebut anuria itu maka segera dilakukan pemeriksaan atau dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan,” lanjut dia.
Selain itu, Syahril juga meminta keluarga pasien untuk membawa atau menginformasikan obat yang dikonsumsi sebelumnya, dan menyampaikan riwayat penggunaan obat kepada tenaga kesehatan sewaktu berobat.
Baca Juga: Berikut 14 Rumah Sakit Rujukan Bagi Pasien Gagal Ginjal Akut Misterius
“Jadi kalau anak ini dibawa ke dokter atau rumah sakit, obat-obat yang diminum sebelumnya itu harus dibawa untuk menyampaikan riwayat pengobatan yang sudah dilakukan atau obat-obat yang telah diminum sebelumnya,” kata dia.
Syahril menambahkan, masyarakat diminta untuk sementara tidak mengonsumsi obat dalam bentuk cair/sirup tanpa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan.
Adapun alternatif sediaan untuk konsumsi obay bisa menggunakan sediaan seperti tablet, kapsul, atau suppositoria (anal).
Untuk meningkatkan kewaspadaan dan dalam rangka pencegahan, Kemenkes juga telah meminta tenaga kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) untuk sementara tidak meresepkan obat-obatan dalam bentuk sediaan cair/sirup, sampai hasil penelusuran dan penelitian tuntas.
Sementara itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menemukan lima produk obat sirup dengan cemaran etilen glikol (EG) yang melebihi ambang batas aman, Kamis (20/10/2022).
"Kelima produk tersebut ditemukan berdasarkan hasil sampling dan pengujian terhadap 39 bets dari 26 sirup obat sampai dengan 19 Oktober 2022," ujar Kepala BPOM Penny Lukito kepada Kompas.com, Kamis (20/10/2022).
Sesuai Farmakope dan standar baku nasional yang diakui, ambang batas aman atau tolerable daily intake (TDI) untuk cemaran EG dan Dietilen glikol (DEG) sebesar 0,5 mg/kg berat badan per hari.
Terhadap hasil uji 5 sirup obat dengan kandungan EG yang melebihi ambang batas aman, BPOM telah melakukan tindak lanjut dengan memerintahkan kepada industri farmasi pemilik izin edar untuk melakukan penarikan sirup obat dari peredaran di seluruh Indonesia.
Baca Juga: Ini Gejala Gagal Ginjal Akut Pada Anak yang Tak Disadari Para Orang Tua
Berikut rincian lima obat sirup yang ditemukan mengandung etilen glikol.
1. Termorex Sirup (obat demam)
2. Flurin DMP Sirup (obat batuk dan flu)
3. Unibebi Cough Sirup (obat batuk dan flu)
4. Unibebi Demam Sirup (obat demam)
5. Unibebi Demam Drops (obat demam)
Namun demikian, hasil uji cemaran EG tersebut belum dapat mendukung kesimpulan bahwa penggunaan sirup obat tersebut memiliki keterkaitan dengan kejadian gagal ginjal akut.
Sebab, karena selain penggunaan obat, masih ada beberapa faktor risiko penyebab kejadian gagal ginjal akut seperti infeksi virus, bakteri Leptospira, dan multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C) atau sindrom peradangan multisistem pascaCovid-19.
Baca Juga: Deretan Makanan Penyebab Gagal Ginjal, Waspada Bila Mengantuk Terus Menerus Jadi Gejala Penyakitnya
Artikel Ini Telah Tayang Sebelumnya di Kompas.com dengan Judul "Waspada Gejala yang Mengarah pada Gagal Ginjal Akut, Apa Saja?"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Nindy Nurry Pangesti |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar