GridFame.id -
FOMO, singkatan dari "Fear of Missing Out," telah menjadi faktor penting dalam kehidupan digital, terutama di kalangan Generasi Z.
Generasi Z, yang terdiri dari individu yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga pertengahan 2000-an, tumbuh dalam era teknologi yang meledak.
Keterampilan digital mereka secara alami terasah, dan koneksi konstan dengan media sosial membuat mereka rentan terhadap FOMO.
Dalam konteks keuangan, FOMO seringkali terkait dengan perasaan kehilangan kesempatan, terutama ketika melihat teman-teman mereka menikmati gaya hidup yang tampaknya lebih mewah atau trendy.
Tekanan untuk "ikut" atau "tidak tertinggal" dari tren atau gaya hidup seringkali mendorong Generasi Z.
Untuk mengambil keputusan finansial yang mungkin tidak terencana, termasuk menggunakan layanan Paylater.
Perlu diingat jika paylater ini akan mempengaruhi BI Checking.
Dimana jika telat melakukan pembayaran maka skor BI Checking ajan menjadi jelek.
BI Checking ini akan bepengaruh ketika mencari kerja maupun beasiswa di kampus.
Di tengah perkembangan teknologi keuangan yang pesat, seperti layanan Paylater, pertanyaannya menjadi semakin relevan.
Seberapa besar pengaruh FOMO terhadap penggunaan Paylater, terutama bagi Generasi Z?
Baca Juga: Banjir Diskon Gede-gedean di Harbolnas 12.12, Ini Tips Biar Gak Kalap Belanja Pakai Paylater
Paylater, atau sistem pembayaran dengan skema cicilan tanpa kartu kredit, telah menjadi salah satu produk finansial yang populer, terutama di kalangan Generasi Z.
Daya tariknya terletak pada kemudahannya untuk membeli barang atau layanan tanpa perlu membayar segera, yang sesuai dengan keinginan instan dan konsumtif yang seringkali didorong oleh FOMO.
Fitur Paylater yang memungkinkan pembelian dalam hitungan detik tanpa perlu memikirkan keterbatasan dana saat itu juga dapat memicu impulsivitas belanja, terutama ketika seseorang merasa tertinggal dari teman-teman atau tren yang sedang populer.
Penggunaan Paylater yang dipicu oleh FOMO dapat memiliki konsekuensi finansial yang signifikan bagi Generasi Z.
Keputusan belanja impulsif seringkali berujung pada akumulasi utang yang tidak terduga, terutama jika tidak ada perencanaan keuangan yang matang.
Pemanfaatan Paylater yang tidak bijaksana juga dapat menyebabkan kebiasaan belanja yang tidak terkendali, menempatkan pengguna dalam siklus utang yang sulit diputuskan.
Selain itu, tingginya bunga atau biaya keterlambatan pembayaran dari layanan Paylater juga dapat membebani keuangan pengguna.
Penting bagi Generasi Z untuk mengadopsi strategi yang bijaksana dalam mengelola penggunaan Paylater serta menangani FOMO.
- Pendidikan Keuangan: Memahami implikasi finansial dari penggunaan Paylater dan pentingnya perencanaan keuangan dapat membantu mengurangi dampak negatif FOMO.
- Batas Penggunaan: Menetapkan batas belanja yang rasional dan mempertimbangkan kebutuhan daripada keinginan dapat membantu mengurangi penggunaan impulsif Paylater.
- Kritis terhadap Media Sosial: Mengembangkan keterampilan untuk tidak terlalu terpengaruh oleh gambaran sempurna kehidupan yang dipresentasikan di media sosial dapat membantu mengurangi tekanan FOMO.
- Pemantauan Pengeluaran: Memantau pengeluaran, termasuk pembayaran Paylater, secara teratur dapat membantu menghindari terperangkap dalam utang yang tidak terkendali.
FOMO memang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan Paylater, khususnya di kalangan Generasi Z.
Memahami bagaimana FOMO mempengaruhi keputusan finansial dan mengadopsi strategi bijaksana dalam penggunaan layanan seperti Paylater sangatlah penting untuk menjaga stabilitas keuangan di tengah tekanan sosial yang terus menerus.
Menggunakan teknologi keuangan dengan bijaksana dan memiliki pemahaman yang kuat tentang pengelolaan keuangan adalah kunci bagi Generasi Z untuk mengurangi dampak negatif dari FOMO terhadap penggunaan Paylater.
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan kecerdasan buatan.
Penulis | : | Ayudya Winessa |
Editor | : | Ayudya Winessa |
Komentar