Dilansir dari analisis Kompas.id menggunakan data OJK yang sama, setidaknya ada 2,6 juta nasabah pinjol yang kesulitan mengembalikan dana pinjaman atau macet dalam membayar.
Ironisnya, 57 persen dari total nasabah yang kesulitan membayar tersebut berasal dari kelompok anak muda di bawah 35 tahun.
Dari data tersebut, ditemukan bahwa alasan anak muda sulit mengembalikan dana pinjaman adalah adanya ketimpangan antara kemampuan ekonomi mereka dengan jumlah pinjaman yang diajukan.
Hal ini disinyalir disebabkan oleh kurangnya literasi dalam menyikapi produk pinjaman.
Kebanyakan dari debitur yang kesulitan galbay, banyak yang merasa kewalahan untuk membayar cicilan yang menumpuk.
Sehingga mendorong banyak orang memilih jalur “instan” untuk melepaskan diri dari kewajiban mencicil utang, yaitu melakukan gerakan gagal bayar atau galbay.
Padahal, hal ini malah semakin membahayakan kondisi finansial mereka.
Selain itu, nasabah juga akan terus menerima tagihan dari pihak pinjol sampai cicilan utangnya dibayar, meskipun ia menggunakan layanan pinjol legal.
Selain gerakan galbay, fenomena lain yang merebak adalah penggunaan jasa joki pinjol.
Sekilas, joki pinjol tampak seperti penyelamat bagi mereka yang memiliki credit scoring buruk.
Namun, menggunakan jasa joki pinjol justru dapat mendatangkan masalah baru.
Baca Juga: Simak 7 Tips Menggunakan Pinjol dengan Bijak Agar Terhindar Dari Galbay
Penulis | : | Ayudya Winessa |
Editor | : | Ayudya Winessa |
Komentar