Tiba-tiba, Dana dihubungi pihak yang mengaku dari platform pinjol, menginformasikan bahwa aplikasi eror dan memberikan akun virtual lain untuk pembayaran utang.
Malamnya, orang yang sama kembali menelepon dan menyampaikan pembayaran utangnya terkendala.
"Saya diminta menghubungi bank saya untuk menanyakan kendalanya. Saya pun menghubungi bank saya, tetapi pihak bank menyatakan tidak ada kendala apa pun dengan transaksi pengiriman saya," terangnya.
Merasa tak ada masalah, Dana menghubungi penagih, tetapi hanya disambut suara operator yang menyebut nomor tidak lagi aktif.
Esok harinya, Dana kembali mendapat teror penagihan dengan bahasa yang kasar.
"Saya katakan saya sudah bayar, saya berikan bukti bayar.
Dengan kasar mereka bilang, 'Kau bayar ke mana? Jangan bohong kau!'" tuturnya.
Ancaman demi ancaman yang membuat stres mendorongnya kembali mengajukan dana pinjaman untuk melunasi utang pinjol lainnya.
"Saya paling takut diancam, pasti langsung tiga hari nggak makan, stres, akhirnya yang sudah dibayar diambil lagi," kata dia.
Lantaran takut, Dana memutuskan untuk melapor kepada polisi.
Baca Juga: Begini Cara Pakai Kasbon Digital, Solusi Terhindar Jeratan Pinjol
Penulis | : | Lena Astari |
Editor | : | Lena Astari |
Komentar