GridFame.id - Sebagian dari Anda pasti pernah mengalami tindihan.
Tindihan adalah perasaan tidak bisa bergerak, baik pada awal tidur atau saat bangun.
Indra dan kesadaran seseorang masih utuh, tetapi merek merasa seolah-olah ada tekanan pada tubuh mereka.
Biasanya fenomena ini kerap dikaitkan dengan makhluk-makhluk halus di sekitar.
Bahkan, ada yang bilang tindihan terjadi karena sosok makhluk halus berukuran besar sedang duduk di atas tubuh kita.
Namun pernyataan tersebut tak sepenuhnya benar, lo! Simak informasi selengkapnya!
Melansir dari Medical News Today, sleep paralysis tidak mengancam jiwa, tetapi dapat menyebabkan kecemasan.
Kecemasan inilah yang bisa membahayakan mental seseorang.
Kondisi ini bisa terjadi bersamaan dengan gangguan tidur lainnya, seperti narkoleps.
Ini sering dialami selama masa remaja dan dapat sering terjadi pada usia 20-an dan 30-an.
Kendati demikian, kondisi ini tidak berisiko yang serius.
Sleep paralysis adalah parasomnia, atau peristiwa yang tidak diinginkan yang berhubungan dengan tidur.
Itu terjadi tepat setelah tertidur atau saat bangun di pagi hari, di antara waktu bangun dan tidur.
Episode sering disertai dengan pengalaman hypnagogic, yaitu halusinasi visual, auditori, dan sensorik.
Ini terjadi selama transisi antara tidur dan bangun, serta secara konsisten terjadi dalam salah satu dari tiga kategori:
- Intruder: Ada suara kenop pintu terbuka, langkah kaki menyeret, bayangan manusia, atau rasa kehadiran yang mengancam di dalam ruangan.
- Incubus: Perasaan tertekan di dada, kesulitan bernapas dengan rasa dicekik, dicekik, atau diserang secara seksual oleh makhluk jahat. Individu percaya bahwa mereka akan mati.
- Vestibular-motor: Perasaan berputar, jatuh, melayang, terbang, melayang di atas tubuh seseorang atau jenis lain dari pengalaman di luar tubuh.
Pengalaman ini telah didokumentasikan selama berabad-abad.
Orang-orang dari budaya yang berbeda memiliki pengalaman yang sama.
Sleep paralysis singkat dan tidak mengancam jiwa, tetapi orang tersebut mungkin mengingatnya sebagai hal yang menghantui dan mengerikan.
Penyebab
Saat tidur, tubuh rileks, dan otot-otot sukarela tidak bergerak.
Sleep paralysis melibatkan gangguan atau fragmentasi dari siklus tidur gerakan mata cepat (REM).
Tubuh bergantian antara gerakan mata cepat (REM) dan gerakan mata tidak cepat (NREM).
Satu siklus REM-NREM berlangsung sekitar 90 menit dan sebagian besar waktu yang dihabiskan untuk tidur adalah dalam NREM.
Selama NREM, tubuh rileks.
Selama REM, mata bergerak cepat, tetapi tubuh rileks.
Mimpi terjadi pada saat ini.
Dalam sleep paralysis, transisi tubuh ke atau dari tidur REM tidak sinkron dengan otak.
Kesadaran orang tersebut terjaga, tetapi tubuh mereka tetap dalam keadaan tidur yang lumpuh.
Area otak yang mendeteksi ancaman berada dalam kondisi tinggi dan terlalu sensitif.
Faktor-faktor yang telah dikaitkan dengan sleep paralysis antara lain:
- narkolepsi
- pola tidur tidak teratur, misalnya karena jet lag atau kerja shift
- tidur telentang
- riwayat keluarga
Sleep paralysis dapat menjadi gejala masalah medis, seperti depresi klinis, migrain, apnea tidur obstruktif, hipertensi, dan gangguan kecemasan.
Penanganan
Tidak ada pengobatan khusus untuk sleep paralysis, tetapi manajemen stres, menjaga jadwal tidur yang teratur, dan mengamati kebiasaan tidur yang baik dapat mengurangi kemungkinan tersebut.
Strategi untuk meningkatkan kebersihan tidur meliputi:
- menjaga waktu tidur dan waktu bangun tetap konsisten, bahkan pada hari libur dan akhir pekan
- memastikan lingkungan tidur yang nyaman dengan tempat tidur dan pakaian tidur yang sesuai dan kamar tidur yang bersih, gelap, dan sejuk
- mengurangi paparan cahaya di malam hari
- mendapatkan paparan siang hari yang baik selama jam bangun
- tidak bekerja atau belajar di kamar tidur
- menghindari tidur siang setelah pukul 15:00
- tidak makan malam yang berat, atau makan dalam waktu 2 jam sebelum tidur
- tidak tidur dengan lampu atau televisi menyala
- berpantang dari alkohol malam atau produk kafein
- berolahraga setiap hari, tetapi tidak dalam waktu 2 jam sebelum tidur
- termasuk aktivitas menenangkan dalam ritual sebelum tidur, seperti membaca atau mendengarkan musik yang menenangkan
- meninggalkan ponsel dan perangkat lain di luar kamar tidur
- mengesampingkan elektronik setidaknya 1 jam sebelum tidur
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Bukan Diganggu Jin, Inilah Penyebab Tindihan