Menurutnya, varian ini juga harus diwaspadai terkait dengan tingkat penularannya, karena merupakan rekombinasi dari dua subvariant Omicron.
“Yang membuat kita harus waspada adalah informasi awal yang dirilis menunjukkan varian Omicron XE, 10 pesen lebih cepat penyebarannya, kemampuan menginfeksiya, dibandingkan Omicron BA.2,” ujarnya dikutip dari KOMPAS.com.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan apabila varian XE 10 persen lebuh menular dibandingkan ssubvarian Omicron sebelumnya maka virus ini 40 persen lebih cepat daripada varian Delta terkait penyebarannya.
“Sekali lagi ini membuktikan bahwa di tengah euphoria dunia terhadap pandemi Covid (temuan ini) mengingatkan kembali bahwa kita tidak bisa abai, tidak bisa longgar tidak terkendali,” imbuhnya.
Dicky mengungkap Inggris adalah salah satu negara dengan surveillance genomic atau pengawasan genomic yang terbaik. Sehingga temuan varian XE ini pun lebih cepat dideteksi.
Sementara untuk negara berkembang, dirinya mengatakan bisa mewaspadai melalui perkembangan secara global.
“Pada negara-negara yang terbatas surveillance genomicnya seperti Indonesia, kita harus waspada untuk selalu melihat perkembangan global,” jelasnya.
Selanjutnya untuk upaya pencegahannya, menurut Dicky bisa dilakukan dengan melengkapi dosis vaksinasi.
“Sekali lagi saya menegaskan Omicron bukalah varian terakhir, termasuk gelombang ketiga Omicron kemarin bukanlah gelombang terakhir. Maka, kita harus minimalkan risiko dengan mitigasinya adalah menjaga levelling PPKM, tidak mesti sampai level 3 atau 4 tapi setidaknya bisa tetap dijadikan sebagai payung untuk efektifitas 3T,” tandasnya.
Baca Juga: Hati-hati! Makanan Ini Malah Bisa Menurunkan Daya Tahan Tubuh, Jadi Rentan Terkena Covid-19