GridFame.id - Semua orang tentunya mendambakan masa depan yang cerah dengan kondisi ekonomi yang mencukupi.
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mewujudkan impian memiliki masa depan sejahtera.
Selain dengan menabung, investasi juga diyakini mampu menjamin masa depan seseorang.
Investasi merupakan suatu cara untuk menanamkan modal atau aset dalam suatu proyek atau bisnis dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan di masa depan.
Investasi dapat membantu meningkatkan nilai aset seseorang karena dengan berinvestasi, uang atau aset yang dimiliki dapat bertambah nilainya seiring waktu.
Dengan melakukan investasi, seseorang dapat mempersiapkan keuangan untuk masa depan, seperti pensiun atau pendidikan anak.
Beberapa jenis investasi, seperti saham atau obligasi, dapat menghasilkan pendapatan pasif berupa dividen atau bunga.
Namun, investasi juga memiliki risiko, sehingga sebelum melakukan investasi, sangat penting untuk memahami risiko dan memilih investasi yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi seseorang.
Apalagi belakangan banyak modus investasi bodong yang rugikan ribuan orang hingga bangkrut.
Lalu apa ciri-ciri investasi bodong yang harus diwaspadai?
Ingat baik-baik, ini ciri-ciri investasi bodong yang merugikan dan harus dihindari.
Ciri-Ciri Investasi Bodong
Dilansir dari laman resmi sahabatpegadaian.com, berikut ini ciri investasi bodong yang rugikan banyak orang:
1. Menawarkan Keuntungan Besar Tanpa Risiko
Menawarkan keuntungan tinggi tanpa risiko merupakan salah satu tanda investasi bodong.
Investasi yang sehat dan benar memang memberikan keuntungan, tetapi juga selalu memiliki risiko.
Investasi bodong sering membuat janji keuntungan tinggi tanpa risiko demi menarik korban.
Sebaiknya hindari investasi dengan janji keuntungan yang terlalu tinggi dan tanpa risiko.
2. Menggunakan Skema Komisi
Seringkali para pelaku investasi bodong menggunakan skema komisi sebagai modus untuk menarik banyak orang.
Skema ini melibatkan memberikan komisi kepada orang yang berhasil mengajak teman untuk bergabung.
Namun, skema ini banyak dijadikan modus oleh investasi bodong untuk memperdaya banyak orang.
Jika Anda menemukan skema seperti ini, sebaiknya waspada dan melakukan pengecekan terlebih dahulu apakah investasi tersebut resmi dan memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Investasi yang resmi pasti memiliki skema return yang jelas dan mudah dipahami.
3. Portfolio Fiktif
Sebelum invest, pastikan manajemen uang dan prospek keuntungan valid san bandingkan dengan opsi lain dan perhatikan risikonya.
Rekam jejak fiktif sering dipakai dalam investasi bodong, terutama yang via telegram dengan testimoni palsu dari anggota grup yang terlibat dalam komplotan.
Bersiaplah dengan hati-hati saat memilih instrumen investasi.
4. Kontak Terbatas
Grup investasi bodong cenderung membatasi kontak komunikasi, seringkali kontak yang disediakan sulit dihubungi dan hanya melalui pesan singkat.
Tak memiliki website resmi, sosial media yang bervariasi, atau email dengan domain profesional (bukan @gmail.com atau @yahoo.com).
Perusahaan resmi biasanya menggunakan email domain profesional (contoh: nama@company.com).
Investasi seringkali membutuhkan waktu yang tidak singkat untuk mencapai keuntungan.
Tergantung pada jenis investasi, ada yang membutuhkan waktu selama beberapa bulan hingga beberapa tahun.
Investasi jangka panjang, seperti saham, reksadana, atau properti, biasanya memerlukan waktu yang lebih lama untuk mencapai keuntungan yang optimal, tetapi juga memiliki potensi keuntungan yang lebih tinggi.
Sementara, jenis investasi jangka pendek seperti deposito atau investasi valas, memiliki waktu yang lebih singkat dan risiko yang lebih rendah, tetapi juga memiliki potensi keuntungan yang lebih kecil.
Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan tujuan dan profil risiko sebelum memutuskan untuk berinvestasi.
Jangan gantungkan harapan kepada keuntungan investasi jangka panjang jika sedang membutuhkan modal produktif yang cepat.