GridFame.id - Simak di sini arti mitos bulan Safar menurut Islam.
Arti mitos bulan Safar menurut Islam wajib diketahui.
Pada dasarnya arti mitos bulan Safar menurut Islam sendiri banyak membuat orang penasaran.
Pasalnya berbagai kepercayaan muncul saat bulan safar tiba
Bulan Safar disebut-sebut dapat membawa kesialan dan musibah.
Apalagi jika seseorang berani menggelar acara tertentu atau bahkan menabrak kucing.
Berbagai mitos soal bulan safar pun dipercaya secara turun temurun.
Sebenarnya apa arti mitos bulan Safar menurut Islam yang sebenarnya?
Simak penjelasan soal arti mitos bulan Safar menurut Islam.
Hari ini, Rabu 10 Oktober 2018 kita sudah memasuki bulan safar 1440 Hijriyah.
Bulan Safar merupakan bulan kedua dalam kalender Arab, di Indonesia khususnya, bulan safar dipercaya sebagian besar umat muslim sebagai bulan sial dan dipercaya bahwa bencana diturunkan.
Pada mitos-motosnya, disebutkan jika pada bulan Safar, umat Islam yang ingin menikah tidak baik melaksanakannya pada bulan ini.
Ada pula yang menyebutkan jika pada bulan ini orang-orang ‘melepas’ racun ilmu hitam.
Walau itu hanya mitos yang sangat diyakini sebagian besar umat Islam Indonesia, namun pada kenyataannya bulan Safar tetaplah seperti bulan-bulan lainnya.
Karena pada dasarnya, tidak ada satu kejadian pun di dunia ini yang luput dari kekuasaan-Nya.
Namun keimanan semacam ini seringkali goyah jika berhadapan dengan takhayul dan kepercayaan yang telah lama berakar di tengah-tengah masyarakat.
Misalnya seringkali seorang muslim tiba-tiba menjadi ragu melanjutkan perjalanannya karena secara tidak sengaja kendaraan yang ditumpanginya melindas seekor kucing hingga mati.
Keraguan itu muncul dari mitos yang meyakini adanya musibah di perjalanan bagi mereka yang menabrak kucing.
Atau juga seringkali seseorang terpikirkan hal buruk akan menimpa keluarga hanya karena dirinya secara kebetulan kejatuhan tahi cicak, demikian seterusnya.
Meskipun mempercayai firasat semacam itu tidaklah termasuk musyrik, tetapi baiknya perasaan demikian segera dibuang, karena jika dibiarkan akan merusak iman.
Dalam hal ini Rasulullah saw sebagaimana dalam kitab Marasil nya Imam Abu Daud pernah bersabda bahwa “seorang hamba tidak jarang terlintas dalam hatinya merasa sial karena suatu kejadian, apabila merasakan hal itu maka ucapkanlah:
أَناَ عَبْدُ اللهِ مَاشَاءَ اللهُ لاَقُوَّةَ الاّ باللهِ لَايَأْتِى بِالْحَسَنَاتِ الاّ اللهُ وَلَا يُذْهِبُ السَّيِّئَاتِ اِلاَّ اللهُ أَشْهَدُ أَنَّ اللهَ عَلىَ كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ"
Artinya:
Aku hamba Allah, segala sesuatu atas kehendak Allah, tiada kekuatan melainkan dari Allah, tidak ada yang mendatangkan kebaikan kecuali Allah, dan tidak ada yang menghilangkan keburukan kecuali Allah. Aku bersaksi bahwasannya Allah Maha Mampu atas segala sesuatu”
Demikianlah cara Rasulullah saw memberikan solusi kepada masyarakat Arab di lingkungannya sehubungan dengan kuatnya tradisi takhayul pada masyarakat arab (misalnya burung hantu yang membawa sial, syaitan ghaul yang menyesatkan perjalanan, ataupun bulan safar yang dianggap sial dan seterusnya).
Artinya firasat buruk yang muncul dalam hati karena adanya satu kejadian alami semacam ini sangatlah manusiawi belaka.
Tidak lantas mereka yang merasakan semacam itu dianggap musyrik, tetapi hanya posisi imannya yang berkurang.
Lalu bagimana seharusnya sikap umat islam saat menyambut dan menjalani bulan Safar yang diyakini penuh bencana dan bulan sial?
Rasulullah SAW selalu membantah berbagai mitos jelek yang berkembang terkait bulan Safar ini.
Walau begitu, tak ada salahnya kita sebagai umat Islam selalu memohon perlindungan kepada Allah SWT terhadap segala macam musibah.
Sebab, musibah bisa terjadi kapan saja, tak hanya di bulan Safar, menghadapi kesulitan seperti ini, Islam mengajarkan kita untuk banyak berzikir agar terhindari dari masalah.
Jika sedang mengalami musibah, zikir ini bisa juga untuk menyudahi kesusahan tersebut.
Dikutip dari NU Online dalam artikel diterbitkan Rabu (25/10/2017), zikir itu adalah istigfar.
Istighfar hanya terdiri dari satu kalimat, namun mampu mendatangkan beribu solusi.
Diriwayatkan dari Al Hasan bahwa suatu ketika datang kepadanya seseorang yang mengadu akan kefakiran yang dialaminya.
Kondisi ekonominya begitu terpuruk.
Kebutuhan keluarga yang ia tanggung tak dapat ia cukupi.
Ada lagi seorang yang lain mengadu kepadanya untuk meminta solusi terhadap masalah yang ia alami.
Orang itu bisa dikatakan mandul.
Telah lama ia menginginkan seorang buah hati, namun tak juga dikaruniai, tpi ia tak mau putus asa.
Maka datanglah ia ke Al Hasan sebagai bentuk ikhtiarnya. Al Hasan juga didatangi oleh seorang petani.
Ia begitu gamang terhadap bumi yang ia tanami.
Bagaimana tidak, setelah sekian tahun mengolah tanah, tak sekali pun ia menuai hasil yang melimpah.
Malah yang terjadi adalah kerusakan tanaman akibat kekeringan dan tanah yang tandus.
Semua itu dijawab oleh Al Hasan hanya dengan satu kalimat, yaitu:
اِسْتَغْفِرِ اللهَ
"Bacalah istighfar, mintalah ampunan kepada Allah."
Betapa mengherankan Al Hasan ini. Di antara sekian banyak masalah yang dia adukan kepadanya hanya satu solusi yang ia berikan kepada orang-orang tersebut.
Maka Rabi' bin Shahib pun memberanikan diri untuk bertanya, “Wahai Al Hasan, banyak orang yang mendatangimu dengan mengadukan berbagai hal dan meminta (pertolongan) bermacam-macam kepadamu, tapi mengapa hanya istighfar yang kau jadikan sebagai solusi jalan keluar?"
Al Hasan pun terdiam, kemudian ia hanya membacakan beberapa ayat dari Surat Nuh sebagai berikut:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا (10) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا (11) وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَّبَنِيْنَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَّيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا (12) مَا لَكُمْ لَا تَرْجُوْنَ اللهَ وَقَارًا (13)
“Maka aku (Nuh) katakan kepada mereka: "Mohonlah ampun kepada tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah maha pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan kepadamu hujan yang lebat. Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untukmu sungai-sungai. Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?"
Demikianlah manfaat dahsyat dari istigfar.
Istigfar selain mampu mendatangkan ampunan dari Allah juga bisa menghilangkan berbagai permasalahan hidup kita, termasuk kekeringan akibat kebakaran lahan, gempa, tsunami, kabut asap dan berbagai kemalangan lainnya.
Oleh sebab itu, perbanyaklah mengucapkan istigfar kapanpun dan dimanapun.
Semoga kita semua terhindar dari bencana dan kesusahan. Aamiin ya rabbal alamin.
Artikel Ini Telah Tayang Sebelumnya di BanjarmasinPost.co.id dengan Judul "Mitos Bulan Safar Bulan Sial, Ini Doa Agar Umat Muslim Terhindar Dari Percaya pada Mitos"
Source | : | Banjarmasinpost.co.id |
Penulis | : | Nindy Nurry Pangesti |
Editor | : | Nindy Nurry Pangesti |
Komentar