GridFame.id -
Kata siapa galbay pinjol tak berpengaruh ke pekerjaan?
Dalam dunia modern yang terus berkembang, proses rekrutmen calon karyawan telah mengalami transformasi signifikan.
Salah satu tren kontroversial yang muncul adalah penggunaan skor kredit dalam evaluasi calon karyawan.
Skor kredit, yang umumnya digunakan untuk menilai kelayakan kredit seseorang dalam konteks keuangan, kini juga mulai diterapkan oleh beberapa perusahaan dalam proses rekrutmen.
Proses ini lebih dikenal dengan istilah "BI Checking," yang mengacu pada pemeriksaan skor kredit oleh Bank Indonesia.
Sudah banyak kasus karyawan yang hampir di SPHK gegara galbay pinjol.
Pasalnya, pihak pinjol nekat untuk melakukan penagihan ke kantor.
Bahkan, ada yang sampai memberikan orderan fiktif ke kantor.
Selain itu, BI Checking juga berpengaruh ke calon karyawan.
Ada beberapa perusahaan yang menyeleksi pegawainya dengan melakukan cek skor BI CHecking.
Artikel ini akan mengulas daftar perusahaan yang dikenal melakukan skor kredit BI Checking pada calon karyawan mereka, serta dampak dan kontroversi yang terkait dengan praktik ini.
Baca Juga: Bukan Hanya BI Checking Jelek, Ternyata Ini Konsekuensi Hukum Akibat Nekat Galbay Pinjol
1. Perusahaan Keuangan dan Perbankan: Bukan suatu kejutan bahwa perusahaan keuangan dan perbankan menggunakan skor kredit BI Checking sebagai bagian dari proses rekrutmen.
Mereka cenderung lebih peduli terhadap aspek finansial calon karyawan, mengingat sifat pekerjaan yang melibatkan akses terhadap informasi sensitif keuangan klien.
Namun, praktik ini masih menuai pro dan kontra terkait privasi dan keadilan.
2. Perusahaan Asuransi: Seperti perusahaan keuangan, perusahaan asuransi juga memiliki keterkaitan erat dengan aspek finansial individu.
Skor kredit dapat membantu mereka menilai risiko dan keandalan calon karyawan dalam menjalankan tugas yang mempengaruhi keuangan pelanggan.
3. Perusahaan E-commerce dan Teknologi Keuangan: Beberapa perusahaan di bidang e-commerce dan teknologi keuangan juga telah mulai menerapkan skor kredit BI Checking.
Meskipun tidak langsung berhubungan dengan sektor keuangan tradisional, alasan di balik hal ini adalah untuk mengidentifikasi potensi risiko keuangan yang mungkin timbul dari peran calon karyawan dalam lingkup bisnis tersebut.
- Evaluasi Kredibilitas Finansial: Penggunaan skor kredit dapat memberikan gambaran tentang bagaimana calon karyawan mengelola keuangan pribadi mereka.
Ini bisa memberikan wawasan tentang disiplin, tanggung jawab, dan kemampuan untuk mengelola risiko keuangan.
- Keamanan dan Kepercayaan Pelanggan: Pada perusahaan yang beroperasi di sektor keuangan atau memiliki akses ke informasi keuangan pelanggan, penggunaan skor kredit dalam rekrutmen bisa membantu meminimalkan risiko penyalahgunaan informasi dan meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan.
- Pengurangan Risiko Karyawan Bermasalah: Dengan menilai kelayakan finansial, perusahaan dapat mengidentifikasi calon karyawan yang mungkin terlibat dalam perilaku yang dapat merugikan perusahaan, seperti penipuan, pencurian, atau perbuatan melawan hukum lainnya.
1. Diskriminasi Finansial: Penggunaan skor kredit dalam proses rekrutmen dapat menyebabkan diskriminasi terhadap individu yang memiliki riwayat kredit buruk, tanpa mempertimbangkan faktor eksternal yang mungkin menyebabkan situasi keuangan sulit.
2. Kehilangan Bakat: Terlalu fokus pada skor kredit dapat mengakibatkan kehilangan bakat berpotensi yang mungkin memiliki keterampilan dan kompetensi yang luar biasa, tetapi memiliki riwayat kredit yang kurang baik akibat keadaan yang tak terduga.
3. Pelanggaran Privasi: Penggunaan skor kredit dalam rekrutmen juga memunculkan masalah privasi, karena informasi keuangan pribadi calon karyawan menjadi bagian dari proses seleksi, yang seharusnya tidak relevan dengan pekerjaan yang akan dijalankan.
Penggunaan skor kredit BI Checking dalam proses rekrutmen calon karyawan telah memicu perdebatan tentang keseimbangan antara perlindungan perusahaan dan privasi serta keadilan calon karyawan.
Beberapa perusahaan tertentu di sektor keuangan, asuransi, e-commerce, dan teknologi keuangan telah mengadopsi praktik ini dengan alasan tertentu.
Meskipun ada dampak positif seperti evaluasi kredibilitas finansial dan keamanan pelanggan, kontroversi seperti diskriminasi finansial dan pelanggaran privasi juga harus diperhatikan.
Dalam kesimpulannya, penting bagi perusahaan untuk mempertimbangkan secara cermat implikasi etis, hukum, dan praktis dalam penggunaan skor kredit BI Checking dalam proses rekrutmen.
Kebijakan yang bijaksana dan seimbang perlu diadopsi untuk memastikan bahwa hak-hak calon karyawan dihormati sambil tetap menjaga integritas bisnis dan kepercayaan pelanggan.
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Penulis | : | Ayudya Winessa |
Editor | : | Ayudya Winessa |
Komentar