GridFame.id- Wajib waspada mulai sekarang studi terbaru tunjukkan bahwa varian Covid-19 Omicron lebih bahaya hingga bisa sebabkan 3 kali lipat reinfeksi dibanding varian Delta.
Studi terbaru menemukan bahwa reinfeksi yang ditimbulkan oleh Omicron bisa mencapai 3 kali lipat dibanding varian sebelumnya, Delta.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Dr Sourmnya Swaminathan mengutip dari news18.
Dirinya menjelaskan berdasarkan hasil pengumpulan data tentang virulensi dan penularan pada varian Omicron saat ini diketahui bahwa Omicron telah menjadi strain yang dominan di Afrika Selatan.
“Infeksi ulang (reinfeksi) 90 hari setelah infeksi tiga kali lebih sering terjadi di varian Omicron dibanding Delta,” ujarnya.
Dirinya pun juga mengingatkan bagi ancaman risiko peningkatan kasus bisa lebih tinggi pada anak yang belum melakukan vaksinasi.
Baca Juga: Ini Saran WHO Agar Tak Terinfeksi Varian Omicron yang Miliki Gejala Khas Dibanding Varian Baru
Maka dari itu, ia menghimba agar anak-anak bisa serentak untuk diberikan vaksinasi Covid-19 untuk menekan infeksi varian Omicron.
“Tidak banyak vaksin yang tersedia untuk anak-anak dan sangat sedikit negara yang memvaksinasi anak-anak. Anak-anak dan yang tidak divaksinasi mungkin mendapatkan lebih banyak infeksi saat kasus meningkat. Kami masih menunggu data untuk menyimpulkan dampak varian omicron ini pada anak-anak," tutur Dr Swaminathan.
Swaminathan juga ingin semua negara mempelajari data vaksin berdasarkan usia dan wilayah untuk mengetahui kelompok yang harus menjadi prioritas penerima vaksin
"Misalkan memvaksinasi semua yang berusia di atas 18 tahun untuk mengurangi risiko penularan," kata Dr Swaminathan.
Data yang dikumpulkan oleh sistem kesehatan di Afrika Selatan memberikan bukti epidemiologis pertama tentang kemampuan Omicron untuk menghindari kekebalan dari infeksi sebelumnya.
Sementara, informasi lzin didapatkan dari laporan yang ditulis Juliet RC Pulliam dari National Institute for Communicable Diseases (NICD) Afrika selatan dan tim dalam server pracetak medis medRxiv.org
Disebutkan dalam paper ini, ada 35.670 dugaan infeksi ulang di antara 2,8 juta orang dengan tes positif di Afrika Selatan hingga 27 November.
Dengan data ini, peneliti kemudian menganalisis dan menyimpulkan, reinfeksi yang diduga disebabkan varian Omicron ini mencapai tiga kali dibandingkan varian Delta atau Beta yang sebelumnya telah menyerang Afrika. Kasus dianggap infeksi ulang jika mereka dites positif dalam waktu 90 hari
“Infeksi ulang baru-baru ini telah terjadi pada individu yang infeksi utamanya terjadi di ketiga gelombang dengan sebagian besar mengalami infeksi primer pada gelombang Delta,” jelas Pulliam.
Kendati sudah menemukan bukti terjadinya reinfeksi, Pulliam memperingatkan bahwa mereka belum memiliki informasi tentang status vaksinasi individu.
Karena itu pihaknya tidak dapat menilai sejauh mana Omicron ini menghindari kekebalan yang diinduksi vaskin.
Ia menuturkan saat ini para peneliti sedang berencana untuk memepelajari lebih lanjut.
Baca Juga: Ahli Mengungkap Varian Omicron Tidak Terdeteksi PCR, Ini Tanggapan Kementerian Kesehatan (Kemenkes)
Ancaman Omicron bagi Indonesia
Kita tahu, bahwa informasi terbaru yang didapat Omicron sudah mulai terdeteksi di Negara Singapura dan Indonesia. Ini artinya penyebaran varian tersebut semakin dekat dengan negara kita, Indonesia.
Kekhawatiran varian baru Omicron adalah tingginya jumlah mutasi yang mencapai 32 pada protein spike.
Padahal di varian varian Delta sendiri yang dianggap sangat berbahaya dan menular hanya memiliki delapan mutasi. Maka dari itu kita dapat menyimpulkan bahwa Omicron sangat berbahaya dan harus menjadi perhatian penting bagi setiap negara terutama Indonesia.
Meski jumlah mutasi pada protein lonjakan bukanlah indikasi yang tepat untuk menjelaskan betapa berbahayanya varian baru, namun hal itu bisa menunjukkan bahwa sistem kekbalan manusia akan terasa lebih sulit untuk melawan varian baru, Omicron.
Ini berarti, indikasi Omicron dapat lolos dari respons sehingga membuat kita berisiko lebih tinggi dengan varian baru ini.
Melansir DW, ahli biologi molekuler di Institute of Moleculer Biotechnology di Wina, Dr Ulrich Elling menjelaskan bahwa varian Omicron mungkin bisa 500 persen lebih menular dari Delta.
Meski demikian, infeksi dengan varian baru ini belum tentu lebih parah dari infeksi varian sebelumnya, namun Omicron bisa menyebar lebih cepat .
Maka dari itu sangat pentingnya bagi Indonesia untuk melakukan surveilans dan meningkatkan kewaspadaan terhadap varian ini.
Mengingat aturan PPKM level 3 yang rencananya akan diterapkan pada akhir tahun dibatalkan oleh pemerintah.