Find Us On Social Media :

Jangan Sampai Keliru! Catat Baik-Baik Panduan Memilih Kombinasi Vaksin Booster Menurut Rekomendasi BPOM

Panduan vaksin booster Covid-19

GridFame.id - Sebagai bentuk antisipasi dan proteksi diri dari penularan varian baru Covid-19, Omicron, vaksin booster telah dimulai pada hari ini, Rabu (12/1/2022).

Meski diprioritaskan untuk lansia, masyarakat yang sudah berusia 18 tahun ke atas dan sudah lewat dari 6 bulan sejak dosis kedua dapat mendapatkan vaksin booster.

Caranya dengan menunjukkan tiket vaksin ketiga atau vaksin booster di aplikasi PeduliLindungi.

Pemberian booster vaksin COVID-19 didasari oleh data imunogenesitas yang menunjukkan penurunan hingga di bawah 30 persen setelah 6 bulan pemberian vaksin primer (dosis 1-2).

Sementara itu, kekebalan yang cukup masih dibutuhkan di tengah ancaman varian Omicron.

Adapun jenis vaksin yang diberikan menyesuaikan dengan ketersediaan vaksin di puskesmas.

Dan dapat dilakukan kombinasi vaksin yang ditentukan Kemenkes RI.

Mau tahu di sini kategori vaksin booster yang direkomendasikan BPOM?

Yuk simak di sini agar tak salah pilih.

Baca Juga: Jangan Panik Dulu! Ini Langkah yang Harus Dilakukan Jika Tiket dan Jadwal Vaksin Booster Tak Muncul di PeduliLindungi

Pemerintah resmi melaksanakan program vaksinasi dosis ketiga atau vaksinasi booster pada Rabu (12/1/2022). Ada 5 jenis vaksin yang digunakan sebagai booster yakni CoronaVac/Sinovac, Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Zifivax. Kategori vaksin Sebelum memilih vaksin booster, penting untuk memperhatikan pengkategorian jenis vaksin sebagai homolog, heterolog, atau bisa keduanya. Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19 Alexander Ginting menjelaskan mengenai mekanisme pemilihan vaksin booster. Vaksin homolog Homolog sendiri berarti jenis vaksin primer atau vaksin dosis lengkap di awal sama dengan jenis vaksin booster. "Homolog itu vaksin 1 dan vaksin 2 sejenis. Misalnya Sinovac, Sinovac, dan boosternya Sinovac (CoronaVac)," ujar Alex saat dihubungi Kompas.com, Rabu (12/1/2022). Adapun jenis vaksin yang termasuk homolog yakni Sinovac, Moderna, dan Pzifer.

Baca Juga: PERINGATAN! Golongan Orang-orang dengan Kondisi Begini Tidak Boleh Mendapat Vaksin Booster, Siapa Saja?

Vaksin heterolog Sedangkan, untuk kategori heterolog yakni vaksin 1 dan vaksin 2 sejenis, tetapi boosternya bisa berbeda jenis vaksin. "Heterolog itu contohnya Sinovac, Sinovac, dan boosternya Moderna," lanjut dia. Alex menambahkan, untuk mereka yang berusia di atas 18 tahun menggunakan booster heterolog. Selain itu, vaksinasi booster ini diperuntukkan untuk usia 18 tahun ke atas dan minimal 6 bulan setelah dapatkan vaksin primer dosis lengkap. Besaran dosis yang diterima akan disesuaikan dengan rekomendasi yang sudah diberikan Badan POM. Booster penerima vaksin Sinovac Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, dr Siti Nadia Tarmizi mengatakan, mereka yang sudah menerima vaksin Sinovac lengkap, maka bisa menggunakan setengah dosis booster AstraZeneca atau setengah dosis Pfizer. "Pakai AstraZeneca atau Pfizer tergantung ketersediaan vaksin yang ada," ujar Nadia saat dihubungi secara terpisah oleh Kompas.com, Rabu (12/1/2022). Booster penerima vaksin AstraZeneca Sementara bagi mereka yang sudah menerima vaksin AstraZeneca lengkap, maka bisa menggunakan booster setengah dosis Moderna. "Kalau awalnya AstraZeneca, maka diberikan (booster) setengah dosis Moderna," ujar Nadia.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, kombinasi awal vaksin booster nantinya bisa berkembang tergantung kepada hasil riset baru yang masuk dan juga ketersediaan vaksin yang ada. Adapun kombinasi vaksin booster ini sudah sesuai dengan pertimbangan para peneliti BPOM maupun ITAGI.

Baca Juga: Syarat Perjalanan Naik Pesawat Udara per Januari 2022 Ini Solusi Jika Penumpang Tidak Punya Sertifikat Vaksin

  Panduan pemberian booster menurut rekomendasi BPOM Dilansir dari situs resmi BPOM, dijelaskan mengenai mekanisme pemberian vaksin booster, sebagai berikut: 1. Sinovac Vaksin booster diberikan sebanyak 1 dosis minimal setelah 6 bulan vaksinasi lengkap, diberikan pada usia 18 tahun ke atas Peningkatan titer antibodi netralisasi hingga 21-35 kali setelah 28 hari pemberian booster/dosis lanjutan pada subjek dewasa. 2. Pfizer Vaksin booster 1 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi primer dosis lengkap, diberikan pada usia 18 tahun ke atas, Peningkatan nilai titer antibodi netralisasi setelah 1 bulan pemberian booster/dosis lanjutan dibandingkan 28 hari setelah vaksinasi primer sebesar 3,29 kali. 3. AstraZeneca Vaksin booster dapat diberikan 1 dosis minimal setelah 6 bulan dari vaksinasi lengkap, diberikan pada usia 18 tahun ke atas, Peningkatan nilai titer antibodi IgG dari 1792 menjadi 3746. 4. Moderna Vaksin booster diberikan setengah dosis setelah 6 bulan dosis lengkap, diberikan pada usia 18 tahun ke atas. Kenaikan respons imun antibodi netralisasi sebesar 12,99 kali setelah pemberian dosis booster homolog vaksin Moderna. 5. Zifivax Vaksin booster diberikan 1 dosis setelah 6 bulan dosis lengkap vaksinasi primer (Sinovac atau Sinopharm), diberikan untuk usia 18 tahun ke atas Peningkatan titer antibodi netralisasi lebih dari 30 kali pada subjek yang telah mendapatkan dosis primer Sinovac atau Sinopharm. Hasil evaluasi dari aspek keamanan kelima vaksin booster/dosis lanjutan tersebut menunjukan bahwa frekuensi, jenis, dan keparahan dari Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) yang dilaporkan setelah pemberian booster umumnya bersifat ringan dan sedang.

Baca Juga: Kriteria Penerima Vaksin Namun Belum Terima Tiket dan Jadwal Vaksinasi Booster di PeduliLindungi? Ini Solusinya

Artikel Ini Telah Tayang Sebelumnya di Kompas.com dengan Judul "Panduan Lengkap Memilih Vaksin Booster, Jangan Sampai Keliru"