Data pribadi yang tersebar dapat disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, seperti pencuri identitas atau pelaku kejahatan cyber lainnya.
Informasi seperti nama, alamat, nomor telepon, dan data keuangan dapat memberikan akses yang cukup bagi para pelaku kejahatan untuk melakukan tindakan kriminal.
Pemberi pinjaman ilegal yang memiliki akses ke informasi pribadi peminjam dapat menimbulkan risiko keamanan fisik.
Mereka dapat menggunakan data tersebut untuk memaksa atau mengintimidasi peminjam jika mereka mengalami kesulitan membayar pinjaman.
Data keuangan yang tersebar dapat digunakan untuk melakukan penipuan keuangan atau pembelian ilegal.
Peminjam yang tidak melaporkan ke polisi mungkin harus menanggung kerugian finansial yang signifikan akibat tindakan penipuan ini.
Dengan informasi akun bank yang terpapar, pihak yang tidak berwenang dapat mencoba menyusup ke rekening bank peminjam untuk mencuri dana atau melakukan aktivitas keuangan lainnya yang merugikan.
Korban yang tidak melaporkan ke polisi mungkin mengalami rasa takut dan stigma terkait pengalaman mereka.
Hal ini dapat berdampak pada kesejahteraan mental dan emosional mereka.
Dengan tidak melaporkan ke polisi, individu mungkin merasa sulit untuk membangun pertahanan diri terhadap praktik ilegal ini.
Ini dapat menciptakan lingkungan di mana para pelaku kejahatan merasa bebas untuk terus melakukan tindakan mereka.
Sebagian isi artikel ini dibuat dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Baca Juga: Catat! 3 Hal Ini Bikin Aduan ke OJK Soal Pinjol yang Sebar Data Jadi Sia-Sia
Penulis | : | Hani Arifah |
Editor | : | Hani Arifah |
Komentar